Mohon tunggu...
mprbwn_
mprbwn_ Mohon Tunggu... Lainnya - م

Aku seorang penakut. Lalu, Pram pernah berkata "menulis adalah sebuah keberanian"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menilik Implementasi Nilai Kepesantrenan dalam Memoar Gus Dur

31 Desember 2021   00:09 Diperbarui: 31 Januari 2022   17:16 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khidmah sendiri dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, ada yang menjadi tukang sapu, memasak untuk santri lain, mengasuh putra-putri kiai, menjadi guru, menjadi pimpinan pesantren, hingga menjadi Presiden pun termasuk khidmah atas ilmu.

Tidak perlu ditanyakan keluhuran ilmu yang Gus Dur kepal sebelum, saat, atau sesudah menjadi Presiden.

Saat duduk di kursi Presiden, beliau masih saja haus akan khidmah. Bahkan, setelah pemakzulan sukses pun Gus Dur masih menjaga khidmah-nya dengan menerapkan nilai-nilai kepesantrenan dalam langkahnya menuju jannah

Hanya kalangan santri yang dapat merasakannya. Agar selain dari santri dapat merasakannya, tidak sulit bagi para santri untuk berbagi. Siapa tahu, setelah mengetahui nilai kepesantrenan yang optimis Beliau genggam, akan bertambah ramai rakyat Indonesia yang mengenakan sarung sembari menenteng kitab. Ini termasuk dakwah yang tidak perlu dipikir lagi seberapa deras pahala yang mengalir.

Virdi Sedang Berziarah di Makam Gus Dur (Sumber: akun Twitter Virdika Rizky Utama)
Virdi Sedang Berziarah di Makam Gus Dur (Sumber: akun Twitter Virdika Rizky Utama)

Dakwah sedikit hingga sedikit-sedikit dakwah

Dakwah atau makna gampangnya mengajak menuju kebaikan, merupakan aktivitas setiap saat yang harus direalisasikan oleh santri sebagai buah dari menimba ilmu. Mengapa aktivitas? Sebegitu pentingkah dakwah di pesantren? Tidak hanya di pesantren, dakwah juga harus diterapkan di manapun dan kapanpun serta kepada siapapun.

Berbicara tentang dakwah, pemahaman orang awam yang terbayangkan adalah ceramah agama, mengajak masuk Islam dan berbagai kegiatan islamisasi lainnya.

Ketahuilah, Islam itu ramah bukan hanya monoton berdasar golongan apalagi keyakinan. Bahkan, Islam memperhatikan amal kecil apalagi besar.

Contoh, kita melihat seseorang tak dikenal membuang sampah sembarangan. Lalu apa yang harus dilakukan? Membuangkan sampah tersebut ke tempat sampah? Atau menegurnya terlebih dahulu, mengingatkan agar membuang sampah ke tempatnya.

Kedua pilihan tersebut sangat baik. Tetapi, saat kita membuangkan sampahnya tanpa mengingatkannya, maka dia dengan mudah mengulangi kebiasaan tersebut. Contoh di atas termasuk dakwah karena انظافة من الإيمان, anak TK pun hafal.

Kebiasaan-kebiasaan murah hingga mahal inilah yang biasa Gus Dur tenteng ke mana-mana hingga dibawa ke dalam Istana Negara, menggemingkan di depan rakyat, menyuratkan di berbagai karya tulis, tapi tak dibawa saat diusir dari kursi presiden, bahkan ditinggal nganggur setelah wafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun