Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lilitan Smartphone dan Otak Lemot

6 Agustus 2025   16:01 Diperbarui: 8 Agustus 2025   19:15 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh smartphone pada otak|gambar diolah Meta AI

Disini, kami belajar tentang sebuah nasehat dilengkapi sebuah bukti tak terbantahkan. Fakta yang saya saksikan langsung juga memberi data yang sama. Siswa-siswi begitu melekat pada smartphone. Seperti lem setan! silahkan googling makna lem setan. hehe

Video-video pendek memberi efek buruk pada otak. Akibatnya, fungsi kognitif melemah, daya pikir menurun, konsentrasi memendek. Itulah penjelasan makna kata lemot.

Kebiasaan menghabiskan waktu di depan smartphone menciptakan rasa senang berlebih. Hal ini dipicu oleh produksi hormon endorfin. Sosial media menjadi pemicu terbesar. Seperti isi komentar, tombol like dan juga video pendek tak berujung.

Jika ini terus berlanjut, sistem kerja otak terganggu. Manusia membutuhkan aktivitas luar lebih banyak untuk mendapatkan stimulasi otak terbaik. Sayangnya, pengaruh smartphone telah memangkas waktu bermain anak di luar ruangan. 

Anak-anak dewasa ini lebih memilih menghabiskan waktu di dalam ruangan sambil menatap layar ketimbang bermain bersama teman-teman sebaya di lapangan atau taman. 

Fenomena seperti ini hampir terjadi di semua tempat. Di Amerika sendiri, aktivitas fisik di luar ruangan menurun sejak tahun 90 an. Dampak negatif ini dipengaruhi oleh kehadiran smartphone. 

Menariknya lagi, efek smartphone menghadirkan istilah-istilah baru yang tidak dikenal pada era 80 an ke bawah. Diantaranya, sebutan mental illness, anxiety, dan depression. 

Seorang dosen asal Amerika menulis sebuah buku menarik berjudul the anxious generation. Saya takjub membaca fakta dan data yang disajikan penulis dalam buku ini. 

Penggunaan smartphone pada anak-anak dan remaja membuat otak kehilangan keseimbangan. Khususnya pada wanita, smartphone menyebabkan kecemasan berlebih. 

Efek smartphone pada pria dan wanita sedikit berbeda. Wanita lebih mudah membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga level kecemasan gampang meningkat saat sisi negatif media sosial melilit kepribadian pengguna smartphone. 

Pada pria, efek smartphone menciptakan rasa adiktif, seperti kecanduan pada gim dan konten pornografi. Alhasil, fungsi bagian otak seperti prefrontal cortex mengalami degradasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun