Pun demikian, desain pustaka anak mesti dirubah dengan konsep alam terbuka. Anak-anak dibiarkan membaca sambil bermain di alam terbuka sebagaimana kebanyakan pustaka anak di Jepang.
Nah, siapkah pemerintah Indonesia melahirkan lebih banyak penulis handal dalam beberapa tahun ke depan?Â
Peran aktif masyarakat juga menentukan kemana arah literasi bergerak. Kontribusi paling kecil dimulai dari orang tua dan cara mereka membesarkan anak dari dalam rumah.Â
Orang tua adalah kunci pertama menumbuhkan minat baca anak. Mulailah dengan membaca buku bersama, mengajak anak ke toko buku, dan mengunjungi pustaka di waktu luang.Â
Jauhkan anak dari smartphone dan perbanyak aktivitas di luar rumah. Otak anak berkembang pesat saat mereka aktif bergerak. Orang tua wajib mendampingi anak bermain di alam terbuka sambil mengajarkan hal-hal baru.
Jika memungkinkan, buatlah ruang baca anak di dalam rumah. Alokasikan dana belanja keluarga untuk menambah koleksi buku anak. Biarkan anak tenggelam dalam bacaan sejak usia belia.Â
Secercah cahaya literasi hadir dari kontribusi kecil orang tua. Mulailah dari cara sederhana membacakan buku kepada anak. Jadikan rumah sebagai pustaka mini untuk menumbuhkan minat baca anak.Â
Jika bukan kita yang memulai lebih awal, siapa lagi yang diharapkan?
Jangan menunggu sempurna untuk mewujudkannya. Buku-buku usang sekalipun mampu menghidupkan minat baca yang telah lama padam. Jangan menunggu esok hari untuk mengambil keputusan, tapi mulailah hari ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI