Begini penjelasannya! Kalau saja sebuah kafe dengan 6 orang karyawan memiliki 6 tipe pelayanan, bukankah ini akan membuat binggung pelanggan.
Pada contoh sapaan sebelumnya, jika masing-masing karyawan menyapa di waktu berbeda dan memakai sapaan yang berbeda, maka disini sebuah bisnis sedang melakukan sebuah kesalahan.
Bisnis yang baik memiliki standar dan sistem yang baik pula. Untuk memaksimalkan penjualan, apapun yang dilakukan haruslah seragam, dikelompokkan sesuai waktu, jenis, dan pola.
Jadi, sebuah kafe dengan 6 karyawan haruslah memiliki jenis sapaan yang sama, waktu menyapa yang sama, dan juga seragam dengan warna yang sama.Â
Contoh lain, jika anda mengunjungi sebuah tempat pangkas rambut yang memiliki anggaplah 5 karyawan, pada hari pertama anda diperlakukan dengan baik, setelah rambut dipotong lalu diberikan pijatan sekitar 5 menit baru kemudian diberikan segelas teh dingin.
Dengan servis yang memuaskan seperti ini anda dengan sukarela akan datang kembali untuk memangkas rambut sebulan kemudian. Anda kembali duduk di kursi pangkas dan rambut anda dipotong oleh orang berbeda.
Kali ini setelah rambut selesa dipotong, tidak ada pijatan sama sekali dan anda hanya diberikan teh panas. Apa yang akan terbesit di pikiran anda?
Pasti anda akan merasa sedikit jengkel dan merasa tidak puas, walau anda tidak menunjukkan kepada karyawan pangkas. Yang jelas kali berikutnya anda pindah ke tempat lain.
Tanpa penyamaan atau pengelompokkan metode atau cara melayani maka akan menghasilkan kesan berbeda pada pelanggan. Inilah sebabnya sebuah bisnis dapat bertahan lama jika mampu mempertahankan cara melayani pelanggan.
Sebaliknya, sebagus apapun produk jika cara pelayanan berbeda antar karyawan, apalagi dengan muka judes maka jangankan badai, angin sepoi-sepoi pun bisa meruntuhkan bisnis tersebut secara perlahan.
Sebuah bisnis tanpa sistem akan membuat metode berjalan tanpa arah dan menjadikan segala sesuatu tidak terstruktur. Kegagalan pada sebuah bisnis seringkali bukan karena kekurangan modal, tapi karena kealpaan ilmu.Â