Mohon tunggu...
Masrura RamIdjal
Masrura RamIdjal Mohon Tunggu... Lainnya - PhD Candidate dari Oxford Brookes University, pengusaha Biro Perjalanan Wisata

Success is no accident. It is hard work, perseverance, learning, studying, sacrifice and most of all, love of what you are doing or learning to do (Pele)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Tourist Behaviour" Saat Berkunjung ke Indonesia, Sudahkah Kita Mempelajarinya?

17 Maret 2018   21:13 Diperbarui: 18 Maret 2018   13:46 2901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompas.com/Raditya Helabumi

Dalam suasana santai selepas kuliah, sambil minum kopi salah seorang teman fellow researcher, dia seorang dosen Pariwisata di salah satu universitas di Arab Saudi mengatakan kepada saya abhwa dia ingin sekali datang ke Indonesia terutama ke Puncak (Mountain) karena menurut teman saya pemandangannya indah sekali dan cuacanya juga bagus. 

Wah kebetulan ini saya ingin berbincang dengannya tentang pilihannya itu. dan saya menantangnya untuk menjawab beberapa pertanyaan sederhana tentang rencana kunjungannya ke Indonesia tersebut. Kemudian kami sepakat bertemu lagi minggu depannya dan dia berjanji untuk mengajukan pertanyaan yang sama ke beberapa temannya di Saudi yang sudah pernah datang berkunjung  ke Indonesia.

Beberapa bulan yang lalu saat pelaksanaan World Travel Market ( WTM) di London yang merupakan event tahunan pameran dan promosi pariwisata dunia di mana hampir seluruh negara di dunia datang dan mempromosikan berbagai destinasi wisata dan kebudayaan mereka yang beraneka ragam. Indonesia menjadi negara yang juga turut berpartisipasi. 

Saya juga berkesempatan hadir dan mengajak salah seorang teman warga negara Inggris untuk melihat-lihat ke sana. Kami kemudian berpisah sesampainya di sana karena venue pameran yang luas sekali dan kami hanya memiliki waktu hari itu untuk datang jadi kami memutuskan untuk berpisah selama didalam venue dan berjanji ketemu di sore hari untuk bersama-sama kembali ke Oxford.

Menarik untuk tahu apa sih yang diminati oleh orang Inggris untuk tempat berwisatanya? Beberapa media Inggris setiap tahun sering melakukan survei destinasi untuk summer holiday mereka dan rata-rata pilihan yang terbanyak di kunjungi oleh orang-orang Inggris ini adalah Spanyol, Yunani dan Turki yang memiliki keindahan dan cuaca mediterania dan rata-rata mereka menghabiskan waktu di pulau-pulau kecil yang berada di wilayah negara-negara tersebut. Setelah itu baru destinasi-destinasi lainnya di Eropa dan wilayah benua lainnya.

Saya kemudian menanyakan kepada teman saya tersebut ke mana dia akan menghabiskan musim panas mereka nanti. Sebelum dia menjawab saya memberikan dia pilihan tiga tempat tadi plus ke Bali, Indonesia. Dia kemudian menjawab “Saya rasa saya memilih ke Turki tahun ini karena tahun lalu kami sudah ke Yunani dan Tenerife (Spanyol) juga sudah sering kami datangi “. 

"Kenapa tidak memilih Bali, Indonesia?” Mohon maaf saya tahu Bali itu sangat indah dan budayanya juga luar biasa menarik tapi saya tidak kuat jika harus terbang lebih dari 15 belas jam dari Heathrow ke sana, Turki hanya sekitar 3 jam saja dari Heathrow dan juga memiliki budaya yang menarik untuk dikunjungi. Hm… baiklah… jadi memang kendala jarak yaaa.

Nah balik lagi ke fellow researcher yang orang Saudi tadi, kami bertemu lagi seminggu kemudian dan kali ini dia membawa laptopnya dan bersemangat sekali untuk membahas rencana liburannya. Sebenarnya ini dari beberapa keingintahuan saya minggu lalu tentang perilaku turis Saudi, maka teman saya ini kemudian membuatnya menjadi sekitar dua puluh pertanyaann yang dia tanyakan kepada teman-temannya tersebut. Total ada 25 orang yang berpartisipasi dalam questinaire singkat yang dia buat dalam Bahasa arab.

Pertanyaan-pertanyaan itu memang tidak mewakili semua keingintahuan saya tetapi paling tidak ada beberapa hal yang ingin saya ketahui dan juga membandingkan dengan kondisi di lapangan yang terjadi dan dialami oleh teman-teman travel agen yang sering menghandle tamu-tamu dari Saudi seperti misalnya turis Saudi yang sering memesan fasilitas liburannya dalam waktu yang mepet dengan kedatangannya, turis Saudi sering datang dengan keluarga dan menghabiskan waktu yang lama dalam sekali kunjungannya sampai dengan isu miring tentang turis Saudi yang “nakal” dan memesan perkawinan sementara di daerah Puncak.

Menarik sekali untuk di simak bahwa sebenarnya mereka sangat menyukai alam pegunungan dengan pemandangan yang hijau, cuaca yang dingin dan sering hujan seperti yang ada di Puncak karena mereka tidak dapatkan itu di negara mereka. Ini adalah salah satu alasan mereka memilih kawasan wisata seperti Puncak. Mengapa saya sebut seperti Puncak? Dan mengapa hanya Puncak yang mereka tahu? 

Dari hasil survei tersebut mereka mengetahui Puncak di Indonesia dari mulut ke mulut, dari teman-teman mereka yang sudah datang dan juga dari orang Indonesia yang pernah bekerja dengan mereka di sana. Jadi ini tantangan buat kita mempromosikan daerah lain yang memiliki karakteristik seperti kawasan di Puncak ini termasuk Bandung yang kalah popular dari Puncak.

Selain Puncak mereka juga menyebut Bandung, Bogor dan Jakarta yang mereka kerap kunjungi. Ada satu dua orang yang menyebut Sukabumi dan Bali. Menarik untuk di simak kenapa mereka tidak memilih Bali? Ternyata mereka tidak suka dengan suasana Bali yang terlalu terbuka dengan banyak turis asing yang berlalu lalang dengan pakaian terbuka, mereka menganggap ini tidak baik buat mereka dan anak-anak mereka. Jadi yang memilih datang ke Bali adalah turis Saudi yang melakukan perjalanan dengan sesama teman-teman bukan dengan keluarganya. Lombok juga di sebut oleh satu orang dari 25 responden tadi.

Ternyata dari 25 responden itu mereka semuanya pernah datang minimal sekali ke Indonesia bahkan ada yang datang berkali-kali, malah ada yang setahun datang 2 kali ke Indonesia (Puncak) dan menarik lagi bahwa mereka memang tidak mau berhubungan dengan operator tur dan berjalan dengan rombongan besar seperti turis Eropa karena mereka ingin privasi buat keluarganya saja. 

Betul… kebiasaan mereka itu untuk booking last minute bahkan mereka memesan vila atau hotel di Puncak, Bandung atau Bali ketika mereka sudah sampai di Jakarta bukan jauh hari atau sejak mereka masih di negara mereka. Mereka memesan lewat fasilitas online booking, atau via teman yang membantu memesankan dengan pemilik Vila di Puncak dan membayarnya tunai.

Turis Saudi sangat benci polisi, suap, hadiah dan juga orang-orang Indonesia yang suka berpura-pura baik dengan mereka dan kemudian memanfaatkan mereka. Dan ini sering terjadi, oleh karenanya mereka memilih untuk berjalan dengan seseorang yang bisa berbahasa arab. Hampir 85% mengatakan mereka memilih menyewa mobil dengan supir yang bisa berbahasa Arab untuk memudahkan komunikasi mereka selama di sana.

Menarik sekali untuk betul-betul memahami kebiasaan mereka tersebut sehingga kita bisa menyiapkan apa yang mereka inginkan dan membuat mereka lebih lama dan betah berada di obyek wisata tersebut. Lama tinggal turis-turis Saudi itu rata-rata sekitar 10 hari di Puncak, 3 hari di Bandung dan 2 hari di Jakarta. Jika mereka pergi ke Bali, mereka rata-rata menghabiskan 3-5 hari disana. Waktu yang cukup lama untuk menjaring mereka dan menghabiskan waktu-waktu mereka mengunjungi objek-objek wisata yang menarik yang berada di sekitar wilayah yang mereka datangi serta mengeluarkan uang mereka untuk dihabiskan di destinasi tersebut.

Ada beberapa pertanyaan survei dan jawabannya yang juga menarik untuk kita bahas lagi tetapi saya akan membahasnya di kesempatan yang berbeda. Intinya penting sekali bagi kita untuk mengadakan survei kepada market-market yang kita tuju untuk mengerti bagaimana cara kita menjaring mereka dan berapa banyak peluru yang akan kita habiskan. Jadi tidak perlu menyiapkan bazooka jika hanya untuk membunuh sekumpulan semut semut kecil. 

Survei ini dilakukan oleh teman saya di komunitas teman-temannya di wilayah Jazan, salah satu provinsi terkecil di Saudi Arabia yang berpenduduk sekitar 1,3 Juta orang. Sementara Saudi Arabia sendiri berpenduduk 32 juta jiwa dan jika ditambah negara–negara timur tengah lainnya merupakan pasar yang cukup besar bagi market pariwisata Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun