Mohon tunggu...
Marlianto
Marlianto Mohon Tunggu... Buruh - Apa...

Mencari titik akhir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Warisan Leluhur (Hal 13)

15 Desember 2019   06:40 Diperbarui: 15 Desember 2019   06:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@MAR@

Cat.1.4  Paket Misterius

Bersamaan waktunya ketika Kapten Sen Umbun Kasawalan mematahkan segel surat yang diterima dari Sekretariat. Disaat itu juga, seorang kakek turun dari riksaw, semacam tandu beroda dua yang ditarik manusia, kakek ini mengenakan jubah putih, wajahnya bersih tirus dan keriput, sorot matanya redup, badannya sedikit membungkuk, rambutnya yang putih  digelung keatas lalu diikat kain putih, dia berdiri tepat di depan sebuah pintu gerbang yang terbuka. Setelah membayar ongkos kepada penarik riksaw, kakek ini mendongak membaca plakat di atas pintu gerbang. Disana tertulis  "Jasa Pengantar Barang" dibawahnya dengan huruf lebih besar "Kuda Terbang", dibawahnya lagi hurufnya lebih kecil: "Kami lebih cepat, lebih tepat dan aman sampai tujuan". Puas membaca plakat tadi, kemudian dia melangkah melintasi pintu gerbang, sejenak langkahnya terhenti, lalu mengedarkan pandangannya ke halaman perusahaan ekspedisi Kuda Terbang.

 Hari masih pagi, namun sudah nampak kesibukan para karyawan perusahaan jasa pengiriman  ini. Beberapa barang sudah dinaikkan dan ditata didalam beberapa kereta besar yang masing-masing dihela empat ekor kuda. Salah satu karyawan melihat kehadiran si kakek, dia merasa heran karena orang tua itu hanya berdiri saja tanpa membawa apa-apa. Melihat penampilan kakek ini, jelas bukan peminta-minta atau pengemis. Pakaian kakek ini bersih, rapi dan bisa dibilang dari bahan mewah. Maka si karyawan buru-buru berjalan mendatanginya,

"Selamat pagi..." sapa si karyawan sambil anggukan kepala

"Selamat pagi nak..., bisakah aku bertemu dengan pemilik perusahaan ini?" jawab si kakek setelah balas mengangguk.

Si karyawan mengerutkan dahi, "Bolehkah saya tahu tujuan tuan ingin bertemu?"

"Aku ingin menitipkan barang."

"Kalau itu, bisa langsung dengan saya saja."

Mata si kakek tiba-tiba mencorong menatap tajam mata si karyawan,

"Barang ini nilainya lebih mahal dari nyawamu...!" desisnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun