Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Katanya Ada 5000 Dapur MBG Fiktif, Benarkah?

19 September 2025   15:03 Diperbarui: 19 September 2025   15:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, bagaimana seharusnya masalah ini ditangani agar tidak berulang? Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh.

Pertama, verifikasi lokasi pra-pendaftaran harus dilakukan dengan ketat. Jangan ada lagi "booking lokasi" tanpa jaminan lahan, akses air, listrik, dan kesiapan operasional.

Kedua, batas waktu konstruksi harus tegas. Jika dalam 45 hari tidak ada progres fisik, titik itu harus dicabut dan dialihkan ke pihak lain.

Ketiga, audit independen oleh BPK atau lembaga lain wajib dilakukan. Data semua titik MBG, mitra pengelola, hingga dana yang digelontorkan harus terbuka bagi publik.

Keempat, pengawasan lapangan berbasis masyarakat. Pemerintah daerah, media, dan organisasi sipil perlu diberi ruang untuk ikut mengawasi. Mekanisme whistleblower harus ada, dan pelapor dilindungi hukum.

Kelima, sanksi keras bagi pelanggar. Mitra yang terbukti memperjualbelikan titik MBG harus dicabut izinnya. Jika ada indikasi pidana, aparat penegak hukum wajib turun tangan.

Akhirnya, jangan lupa aspek yang paling mendasar: mutu dan keamanan pangan. Dapur megah tidak ada artinya jika makanan yang keluar justru membahayakan.

Penutup: Menyelamatkan Program Besar

Program MBG adalah ide besar yang, bila dijalankan dengan benar, bisa menjadi warisan penting bagi bangsa. Gizi anak yang baik adalah investasi jangka panjang, jauh lebih berharga dari sekadar infrastruktur beton.

Namun ide besar membutuhkan eksekusi yang teliti. Seperti kata John C. Maxwell: "Sebuah mimpi yang ditulis menjadi tujuan. Tujuan yang dipecah menjadi langkah-langkah menjadi rencana. Rencana yang dijalankan dengan tindakan membuat mimpi itu jadi nyata."

Kini, pertanyaan utamanya: apakah MBG akan jadi mimpi indah yang diwujudkan, atau sekadar mimpi fiktif yang tertutup oleh angka-angka anggaran dan laporan palsu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun