Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siskamling Dihidupkan: Keamanan Terjamin?

13 September 2025   12:17 Diperbarui: 13 September 2025   12:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, negatifnya pun tak kalah jelas. Pertama, efektivitas bergantung pada komitmen warga, yang makin hari makin luntur. Kedua, tidak semua warga punya stamina begadang. Pekerja pagi akan mengeluh, mahasiswa yang sibuk skripsi juga ogah. Ketiga, siskamling kadang jadi ajang eksklusif: hanya diikuti bapak-bapak, sementara generasi muda absen, membuat regenerasi tak jalan. Lebih buruk lagi, kadang pos ronda justru jadi tempat nongkrong anak muda dengan volume gitar lebih keras daripada alarm maling.

Sistem Keamanan Lingkungan yang Efektif

Lalu, apa sebenarnya sistem keamanan lingkungan paling efektif? Jawabannya: kombinasi. Siskamling tidak harus dimatikan, tapi juga tidak bisa dibiarkan berjalan dengan pola lama. Kita hidup di era digital, bukan zaman kentongan semata. Model ideal adalah integrasi---kolaborasi warga, teknologi, dan aparat.

Bayangkan sebuah lingkungan di mana warga tetap punya jadwal ronda, tapi lebih fleksibel dengan shift singkat. Pos ronda dilengkapi CCTV murah, terhubung ke ponsel pengurus RT. Satpam bisa tetap ada, tapi sebagai penguat, bukan pengganti. Polisi pun perlu masuk dengan pola pembinaan, bukan hanya muncul ketika sudah ada laporan kehilangan.

Sebagaimana kata filsuf Romawi Seneca, "Keamanan bukanlah hadiah, tetapi hasil dari kewaspadaan yang berkelanjutan." Artinya, keamanan adalah hasil gotong royong antara kewaspadaan warga, dukungan teknologi, dan peran negara.

Siskamling atau Sekadar Simbol?

Jadi ketika pemerintah atau pejabat kembali menyerukan "hidupkan siskamling," kita perlu kritis: apakah ini solusi substansial atau sekadar simbol untuk meredam keresahan? Jangan sampai siskamling hanya jadi gimmick pasca-kerusuhan, lalu hilang lagi saat situasi reda.

Sebab yang sesungguhnya hilang bukan siskamling, melainkan kesadaran kolektif. Rasa memiliki lingkungan sudah lama terkikis individualisme, urbanisasi, dan gaya hidup serba instan. Ronda bukan sekadar jalan kaki keliling kampung, melainkan latihan menjaga kepedulian.

Apakah keamanan terjamin dengan menghidupkan siskamling? Jawaban jujurnya: tidak otomatis. Tapi tanpa siskamling, rasa kebersamaan dalam menjaga lingkungan akan makin rapuh. Yang paling bahaya bukan maling motor, melainkan maling solidaritas---yang mencuri kepercayaan antarwarga.***MG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun