Partai Politik: Ironi dari Demokrasi
Sangat ironis bahwa partai politik, yang menjadi fondasi utama demokrasi, justru mendapat tingkat kepercayaan paling rendah. Angka 65,6% ini menyiratkan adanya krisis representasi: wakil rakyat tidak lagi dilihat benar-benar mewakili rakyat.
Beberapa penyebabnya antara lain:
-
Pragmatisme Politik Tanpa Ideologi
Partai kerap dinilai hanya mementingkan kekuasaan jangka pendek, alih-alih memperjuangkan agenda rakyat. Korupsi dan Politik Transaksional
Kasus korupsi yang menimpa elite partai membuat publik sinis terhadap integritas institusional.Eksklusivitas dan Kurangnya Regenerasi
Minimnya kaderisasi dan dominasi elite lama menjauhkan partai dari aspirasi anak muda dan masyarakat akar rumput.Dekat ke Kekuasaan, Jauh dari Rakyat
Partai dianggap lebih fokus pada transaksi politik dibanding advokasi kebijakan yang pro-rakyat.
Hal ini mengonfirmasi pernyataan Mahatma Gandhi, "The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others." Partai politik seharusnya menjadi pelayan rakyat, bukan pengatur panggung kekuasaan semata.
Pelajaran untuk Semua Lembaga: Kepercayaan Tidak Abadi
Kepercayaan bukanlah aset tetap. Hari ini tinggi, besok bisa tergerus. Bagi TNI, Presiden, dan Kejaksaan Agung, survei ini adalah pengingat bahwa mandat publik harus dijaga dengan akuntabilitas dan hasil nyata. Bagi partai politik dan lembaga lainnya, hasil ini seharusnya menjadi refleksi dan titik tolak untuk perubahan mendasar.
Apa yang Harus Dilakukan?