"Aku dulu ingin jadi penulis," kata Lintang. "Tapi hidup punya cara sendiri untuk membuat kita lupa pada impian kita."
"Apa yang membuatmu berhenti?" tanya Bima.
Lintang menghela napas. "Kehidupan. Masalah. Orang-orang yang pergi."
Bima tidak bertanya lebih jauh. Ia tahu, beberapa luka tidak bisa sembuh hanya dengan kata-kata.
Suatu hari, Bima mendapat telepon dari ibunya.
"Kapan kamu pulang?" suara ibunya terdengar penuh harap.
"Nanti, Bu," jawab Bima, seperti jawaban-jawaban sebelumnya.
Setelah menutup telepon, ia duduk diam cukup lama. Ia berpikir, apakah ia terlalu egois? Apakah ia seharusnya kembali saja?
Tapi kembali ke mana?
Saat itu, ia menyadari sesuatu. Yang membuatnya pergi bukanlah desanya, bukan pula keluarganya. Yang membuatnya pergi adalah dirinya sendiri---rasa kosong yang selama ini menghantuinya.
Satu tahun berlalu.