Mohon tunggu...
MARISA FITRI
MARISA FITRI Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya suka menciptakan karya sastra yang memiliki nilai moral seperti cerpen, puisi, diary dan karya sastra lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Perjalanan Tanpa Pulang

28 Januari 2025   12:41 Diperbarui: 28 Januari 2025   12:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ombak Pantai: Pngtree

Entah kenapa, ia merasa harus bicara dengannya.

"Kau juga sedang mencari sesuatu?" tanya Bima.

Perempuan itu menoleh, tampak terkejut. Lalu, ia tersenyum kecil. "Mungkin. Atau mungkin aku sedang berusaha melupakan sesuatu."

Namanya Lintang. Sejak pertemuan itu, mereka sering bertemu, berbincang tentang hidup, tentang impian, tentang kota ini yang seolah bisa menelan siapa saja yang tak cukup kuat bertahan.

Jakarta perlahan menjadi lebih akrab bagi Bima, bukan karena gedung-gedungnya atau jalannya, tapi karena percakapannya dengan Lintang. Mereka sering berjalan kaki tanpa tujuan, masuk ke gang-gang kecil, berbicara dengan orang-orang asing yang memiliki cerita hidup yang tak pernah mereka bayangkan.

Suatu hari, mereka berdiri di jembatan yang menghadap sungai berwarna coklat pekat.

"Kau tahu," kata Lintang, "kadang aku merasa kita ini seperti air sungai. Terus mengalir, tapi tak pernah tahu akan bermuara di mana."

Bima mengangguk. "Tapi air sungai tetap mengalir, kan?"

Lintang tersenyum, tapi ada kesedihan di matanya. "Ya. Tapi tidak semua sungai berakhir di laut. Ada yang hanya mengering di tengah jalan."

Bima terdiam. Kata-kata Lintang membuatnya berpikir. Apakah ia juga hanya akan mengering di tengah perjalanan ini?

Sore itu, mereka duduk di taman kota, berbicara tentang mimpi-mimpi yang dulu pernah mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun