Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karma Tanah Leluhur

25 Maret 2025   19:57 Diperbarui: 25 Maret 2025   19:57 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen "Karma Tanah Leluhur". (Sumber: Dokumen Pribadi)

"Tapi kita butuh uang."

"Kita bisa pinjam dulu."

"Hutang di koperasi saja belum lunas, mau hutang baru lagi?" Vinsen memandangi Pene yang tiba-tiba terdiam.

"Kau tidak ingat mimpi itu? Itu artinya kita jangan jual itu tanah la."

"Tidak apa-apa, Pene," Vinsen berusaha meyakinkan istrinya. "Saya percaya, rezeki kita ada di situ. Leluhur kasih kita tanah untuk perbaiki nasib. Mereka pasti setuju."

"Sertifikat di mana? Besok, saya jual itu tanah," ujar Vinsen mantap.

Pada akhirnya, tanah leluhur itu akhirnya terjual. Ratusan juta. Uang hasil penjualan mereka gunakan untuk melunasi hutang-hutang dan memperbaiki rumah. Sekian juta ia kirimkan untuk Rupe. Selebihnya disisihkan untuk biaya kuliah lanjut Martina dan tabungan hari tua mereka.

Beberapa bulan setelah tanah itu dijual, truk-truk mulai lalu lalang di perkampungan. Pipa-pipa raksasa diangkut ke Golewa. Setelah proyek pembangunan geothermal selesai, mesin-mesin bor mulai bekerja.

Pada saat yang bersamaan, rumah Vinsen selesai dipugar. Martina tetap di Bali, sibuk menyiapkan diri untuk kuliah S2-nya, dan diingatkan untuk menjaga perawannya sampai benar-benar mendapat pekerjaan. 

Semuanya tampak baik-baik saja sampai malam itu tiba. Pene terisak ketika sedang menelepon Martina di teras rumah, sementara Vinsen sibuk menghitung uang hasil jualan sayur tadi.

Tiba-tiba, boommm!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun