Dalam sebuah potongan video, bek Barcelona itu pernah mendapat ujaran rasis di lapangan dari suporter lawan. Alves diejek, disamakan dengan kera. Ia dilempar pisang oleh suporter. Alih-alih merasa terintimidasi, merajuk, lalu keluar lapangan, Alves justru memungutnya dan memakannya.
Ejekan rasis yang menyamakan Alves seperti kera, justru ditimpali Alves dengan lagak seperti kera pula. Reaksinya dingin dan cuek.
Aksi 'mimikri' Alves ini tentu saja menjengkelkan para pelaku rasis, sebab dorongan libido pelaku adalah menyaksikan Alves ke luar lapangan. Tindakan Alves barangkali jenaka, tetapi itu adalah serangan balik yang justru melecehkan pelaku rasis tersebut.
Yang diharapkan dari peneror ketika Cica menerima paket tersebut adalah perasaan takut dan intimidasi, bahkan mungkin berujung mogok berkarya.
Namun, Cica pun menanggapinya dengan aksi 'mimikri' pula. Cica bersikap dingin dan cuek. Demi kebenaran, kebebasan, dan keadilan, Cica dan Tempo pada umumnya tidak akan pernah gentar menghadapi semua teror tersebut.
Tempo bukan Luis Figo!
Oleh publik Barcelona, Luis Figo adalah pengkhianat sehingga menurut mereka, penyerang Portugal itu layak mendapat kepala babi. Tempo pun mendapat kiriman kepala babi, tapi Tempo berkhianat kepada siapa?
Tempo bukanlah Luis Figo, sebab Tempo tidak berkhianat kepada siapa pun. Kerja Tempo tetap pada marwahnya sebagai media kritis kepercayaan masyarakat yang setia pada kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kebebasan
Figo berkhianat karena menyimpan sakit setelah keberadaannya tidak dihargai Barcelona, dan memilih terlibat dalam proyek politis-ambisius Florentino Perez bertajuk Galaticos sebagai Presiden Real Madrid.
Tempo bukanlah Figo, sebab Tempo tidak menyimpan dendam meski pernah dibredel dua kali. Ia berdiri mandiri sebagai media yang berpijak pada keadilan dan kebenaran, dan menjaga perjalanan pemerintah dan kebijakannya melalui daya kritisnya; pun enggan terlibat dalam proyek politik pemerintah atau siapa pun.
Satu-satunya yang sama antara Tempo dan Figo, selain kepala babi, adalah: nyali! Nyali yang besar menghadapi intimidasi!