Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Blogger | Content Writer | Content Placement Artikel di Blog | Reviewer Produk dan Jasa di Blog. Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Blogger Surabaya yang mengelola beberapa blog diantaranya santaisore.com dan curhatanku.com Suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Alasan Berani Resign Padahal Cari Kerja Sulit

1 Agustus 2025   20:32 Diperbarui: 1 Agustus 2025   20:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Photo : Bing Image Creator

Pernah tidak kamu mendengar curhatan teman atau melihat status netizen di media sosial dimana mereka nekad untuk resign dari kantornya sementara kondisi saat ini mencari kerja bisa dibilang sangatlah sulit di negeri kita. Tentu mungkin ada banyak para pekerja kantoran yang mengundurkan diri di saat ekonomi sedang tak baik-baik saja namun tidak diberitakan di media sosial maupun pemberitaan lainnya.

Ada beberapa alasan kenapa seseorang berani resign padahal cari kerja sulit antara lain:

1. Kondisi Tempat Kerja yang Sudah Tidak Kondusif

Sebenarnya mungkin poin pertama ini bisa dibilang alasan klise yang menyebabkan seseorang resign dari tempat kerjanya. Banyak orang yang ketika mendengar teman atau anggota keluarganya resign akan selalu berkomentar "kok sayang banget sih, karir bagus dilepas begitu saja? Kamu harusnya bisa bersabar donk dengan lingkungan kerjamu", "Kamu enak kan tinggal terima gaji setiap bulan, ngapain milih resign. Sekarang jadi pengangguran, mau kerja apa?" dan beragam respon lainnya yang cenderung mengecilkan hati seseorang yang beru saja resign dari pekerjaannya.

Kondisi tempat kerja yang sudah tidak kondusif itu memang banyak faktornya, sebut saja:

  • Teman kerja toxic
  • Drama seputar dunia kerja terutama jika di kantor ada beberapa karyawan berasal dari keluarga dekat pimpinan
  • Pimpinan di kantor yang toxic dan cenderung kurang mengapresiasi kinerja karyawan
  • Kita sebagai karyawan yang tidak dihargai di pekerjaan
  • Job description yang tidak jelas di kantor, kadang terjadi overlapping pekerjaan
  • dan masih banyak lagi faktor lainnya

2. Kenaikan Gaji Cenderung Lambat

Saya punya teman yang bekerja di kantor yang bergerak di bidang jasa dimana memang pimpinannya tidak pernah menjanjikan karir di tempat kerjanya. Namun teman saya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Justru yang dia permasalahkan adalah kenaikan gaji yang cenderung lambat dan tidak setiap tahun pimpinan memberlakukan kenaikan gaji kepada seluruh karyawan. Ketika teman saya bertanya kepada pimpinan perusahaan, responnya sangat singkat yaitu karena omzet perusahaan tidak stabil sehingga belum mampu memberi kenaikan gaji.

Di satu sisi, teman saya berusaha memaklumi kebijakan perusahaan tempatnya bekerja, namun di sisi lain karena kenaikan gaji yang cenderung lambat akhirnya beberapa divisi di kantornya menjadi tidak produktif dan bekerja asal-asalan. Hingga akhirnya teman saya memutuskan resign meskipun dia tahu setelah resign dia akan sulit mencari pekerjaan baru karena kondisi saat ini memang cari kerja itu sulit.

Menjadi Pengangguran Tidak Lantas Menjadi Tidak Produktif

Setelah resign dari perusahaan tempatnya bekerja, biasanya seseorang akan memilih beberapa hal yaitu:

  • Mencari pekerjaan baru 

Jika kamu berusaha mencari pekerjaan baru sebelum memutuskan resign, lalu kemudian diterima di kantor baru tentu hal itu sangat bagus karena tidak ada kesempatan bagimu untuk menganggur. Namun jika kamu memutuskan untuk resign tanpa persiapan pekerjaan baru sehingga statusmu akan jadi pengangguran terlebih dahulu, maka kamu harus bersabar. Hal ini dikarenakan mencari kerja itu butuh proses, mulai dari memasukkan lamaran kerja, menunggu proses seleksi tiba, melalui tahap wawancara kerja hingga akhirnya pengumuman apakah kamu lolos atau tidak bekerja di sebuah perusahaan.

  • Menjadi Freelancer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun