Mohon tunggu...
Maria Clarissa
Maria Clarissa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Senang Membaca, gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berdamai

29 September 2022   20:50 Diperbarui: 29 September 2022   21:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini lengang menemani
Ingatan masa terdahulu terputar bagai kaset rusak
Perihal kegagalan, kekecewaam, penyesalan
Kini rasa itu melebur, memporak porandakan hati

Air mata bercucuran bak air terjun
Isi kepala mulai bising bagaikan burung beo
Bahu yang awalnya kuat kini mulai melemah
Rasa ingin memutar waktu semakin menguat

Kata 'andai' sudah terpikir beribu kali
Kata 'semangat' sudah tak mujarab
Kata 'tidak papa' bukan lagi peneguh
Kata 'semua baik baik saja' bukanlah lagi penguat

Rasa kalut setia mememani
Hati hancur berkeping keping
Gelisah selalu hadir
Menemani setiap insan yang belum berdamai

Kata puan dan tuan berdamai itu mudah
Nyatanya tidak semudah itu
Banyak hal yang harus di terima dalam hidup
Entah buruk atau baik, suka atau tidak

Pada akhirnya berdamai menjadi proses
Proses yang panjang dan menyakitkan
Proses yang harus dilalui tiap insan di muka bumi
Namun, pada akhirnya berdamai adalah kalan keluar terbaik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun