Mohon tunggu...
Marga Rizaldi
Marga Rizaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

NKRI Bukan Harga Mati

31 Juli 2017   11:23 Diperbarui: 31 Juli 2017   12:39 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maaf jika tulisan saya membuat anda marah, tapi inilah suara hati. Saya tidak akan congkak dengan mengatasnamakan suara hati rakyat Papua atau Maluku atau siapapun itu, cukuplah ini suara hati saya pribadi. Jika memang negeri ini menjunjung tinggi asas demokrasi, tentu pendapat-pendapat seperti ini tak seharusnya ditakutkan atau dikhawatirkan. Dan ini tentu bukan hal baru, mengingat beberapa tokoh bangsa dan pakar tatanegara termasuk bung Hatta sendiri pernah mewacanakan langkah-langkah semacam ini, mulai perubahan negara ke arah federasi hingga pemisahan menjadi negara-negara kecil yang merdeka dan berdaulat.

Lagipula untuk apa anda marah? Wilayah kekuasaan politik anda berkurang? Praktik suap anda semakin rumit dan mahal? Potensi pendapatan korupsi anda menurun? Peluang penggelapan pajak anda semakin menipis? Atau potensi eksploitasi di bisnis anda menjadi tersekat? Ya saya positive-thinkingsaja, anda pasti bukan termasuk golongan-golongan tersebut.

Lalu karena anda bukan termasuk golongan-golongan yang terancam tersebut, untuk apa anda marah? Saya kira bisnis dan perdagangan anda justru akan semakin barokah karena lebih berkontribusi ke setiap wilayah. Malah anda bisa sedikit bersantai di kota anda, karena jumlah penduduk dan kendaraan lebih terkendali. Dan jika anda seorang guru atau orang tua, sepertinya tak perlu lagi dipusingkan dengan buah simalakama bernama UAN atau kurikulum yang nggak cocok-cocok. Jadi buat apa anda marah?

Tidak ada upaya memperkeruh keadaan apalagi menyulut pemberontakan, TIDAK ADA! Karena sejatinya orang tidak akan memberontak saat dirinya tidak merasa ditindas, dan karena bukan saya yang menindas, maka urusan bukan dengan saya! Pun saya lebih mengharapkan langkah-langkah musyawarah yang penuh semangat keadilan dari pada kekerasan yang terlalu bodoh untuk dilakukan.

Lagipula...

Tidak perlu menentang pemikiran dengan emosi, hukuman, Undang-Undang, apalagi senjata. Tantanglah pemikiran dengan pemikiran, karena itulah fungsi tertinggi otak manusia.

Lagipula...

Saya tidak sedang bercita-cita atau berangan-angan negeri tercinta ini musnah sepenuhnya dari peta dunia. Secara jujur saya hanya mempertanyakan apakah sistem yang kita gunakan selama ini sudah tepat? Apakah merekonstruksi Negara Kesatuan Republik menjadi sebuah negara perserikatan atau sebuah negara federal bisa menjadi solusi? Atau...menjadi negara dengan faksi-faksi seperti dalam film Divergent? Atau... tetap keukeuh dengan kebanggaan dan kehormatan kita sebagai anu itu? Well let's see!

Sekian.

Nb: Jika ada yang minta data-data statistik, kutipan dari para pakar atau fakta-fakta yang mendukung semua pandangan saya, silakan tanya Prof. Dr. Google, sepertinya dia lebih paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun