Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pualam Tangkai Cinta

5 Desember 2018   07:44 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selembar luka kau semat
pada cendawan cinta
yang sempat kumamah
dalam kitab-kitab gelap
atau antrean ceriwis gerimis
dalam rintih ritmis
dan lenguh peluh
takkan ada lagi madu
yang bisa kureguk barang seteguk
Sebaris hampar perih kau semai
dari buih bahtera asmara
yang sempat kulahap
sembari bersembunyi dari tikam mentari
yang malas-malasan menyapa bumi
kau menggeliat dalam balut keringat
kau merapal dalam ingsut gairah
lalu terbang menyapa pucuk-pucuk cemara
tak ada lagi anggur
yang bisa membuatku gugur
dalam malam tempur
Kau melayang lalang
dalam semayam ilalang
larik-larik puisi ini
jadi panjat doa maghfirah
supaya kau tetap bisa menuai senyum
dalam mendung yang kukulum
di sini
di hulu pualam cinta
yang sinarnya menelan segala rona

 Tanah Kusir, 5 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun