Solusi Islami: Jalan Iman untuk Jiwa yang Letih
Selain pendekatan medis dan sosial, Islam menawarkan jalan penyembuhan yang menenangkan. Al-Qur’an mengingatkan: “Janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa: 29). Hidup adalah amanah, bukan milik kita sepenuhnya. Masjid pun perlu kembali menjadi ruang teduh, tempat orang bisa berbagi cerita dan merasakan dukungan. Solidaritas sosial Islam melalui zakat, infak, dan sedekah dapat meringankan beban ekonomi yang sering menjadi akar depresi. Dan yang tak kalah penting, dzikir serta doa adalah terapi jiwa, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (HR. Ahmad). Dengan demikian, kesehatan mental tidak cukup ditangani dari sisi medis saja, tetapi juga iman, komunitas, dan solidaritas.
Penutup: Dari Garut untuk Indonesia
Kasus Encuy terasa dekat bagi saya, sebab rumahnya hanya beda desa. Namun sesungguhnya, tragedi seperti ini dekat bagi kita semua, karena bisa menimpa siapa saja. Bunuh diri tidak muncul tiba-tiba; ia adalah puncak dari luka batin yang panjang, sering tak terlihat.
Kita mungkin tidak bisa lagi menolong Encuy, tetapi kita bisa belajar darinya. Sudah saatnya kita lebih peduli kepada orang-orang di sekitar, lebih terbuka membicarakan kesehatan mental, dan lebih kuat memegang iman serta solidaritas. Karena menyelamatkan satu jiwa jauh lebih mulia daripada menyesali seribu kematian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI