Ke depan, tantangan terbesar umat manusia bukan lagi sekadar rivalitas antarblok besar, melainkan kemampuan setiap negara menjaga stabilitas sosialnya dari dalam. Konflik internal berpotensi menjadi “hantu baru” abad ini, menggerogoti kekuatan bangsa dari akar paling rapuhnya.
Dalam pusaran ini, hadir dua faktor penentu: AI dan Gen Z. AI bisa menjadi alat untuk meredam ketimpangan, atau justru memperlebar jurang sosial. Gen Z, dengan idealisme dan energinya, bisa menjadi agen perdamaian atau sebaliknya, bahan bakar konflik.
Sejarah kini menunggu pilihan kita: apakah membiarkan api perpecahan membesar, atau menjadikannya cahaya yang menerangi jalan perubahan menuju masa depan yang lebih adil, damai, dan bermartabat?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI