Jepang pasca Perang Dunia II bangkit dari kehancuran dengan disiplin dan kerja keras, bukan dengan menunggu.
Korea Selatan tahun 1960-an lebih miskin dari Indonesia, tapi mereka memilih jalur pendidikan dan teknologi hingga kini jadi negara maju.
Semua itu menunjukkan, roda kehidupan hanya bergerak ke atas kalau ada yang mengayuhnya.
Analogi Roda yang Tepat
Seperti sepeda: kalau tidak dikayuh, ia akan jatuh. Kalau salah arah, ia bisa tergelincir. Maka, yang menentukan kita berada di atas atau di bawah bukan sekadar roda, melainkan cara kita mengayuhnya.
Penutup: Jangan Menunggu Giliran
Takdir memang sudah tertulis di Lauh al-Mahfuz sebagai bukti ilmu Allah. Tapi kita tidak pernah tahu apa yang tertulis untuk diri kita. Yang kita tahu hanyalah kewajiban untuk berusaha maksimal: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Hidup bukan antrean yang pasti sampai giliran. Hidup adalah perjuangan yang harus kita kayuh. Maka daripada menunggu giliran roda berputar, lebih baik kita pacu roda hidup dengan iman, ilmu, dan kerja keras.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI