Kadang saya galau. Di saat impian dan cita-cita terasa jauh, semangat seperti meredup. Saya teringat satu bab di kitab
Fikrul Islam yang membahas
Qadariyatul Ghaibiyah. Intinya, manusia sering mencampuradukkan perbuatan nyata dengan perbuatan Tuhan. Kita berkata, “
saya sudah berusaha, tapi yang menakdirkan tetap Allah.” Kalimat itu benar, tapi sering kali dijadikan alasan untuk berhenti berusaha lebih keras.
Saya membaca ulang bab itu untuk memacu diri. Bahwa takdir memang urusan Allah, tapi tugas kita adalah menjalankan kehidupan sesuai aturan-Nya: merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan terus memperbaiki. Dari sana saya sadar, jangan sampai pepatah “
hidup itu seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah” dijadikan alasan untuk pasrah.
KEMBALI KE ARTIKEL