Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BUMN Boncos, Korupsi Triliunan: Di Mana Profesionalnya?

19 Agustus 2025   06:20 Diperbarui: 1 September 2025   13:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Profesional berbasis kompetensi. Jabatan dipegang oleh orang yang ahli dan amanah, bukan karena kedekatan politik.

2. Audit ketat harta pejabat. Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, setiap pejabat yang hartanya melonjak drastis langsung diaudit. Jika terbukti tidak wajar, kekayaannya disita untuk baitul mal.

3. Akuntabilitas langsung. Jika terjadi kerugian karena kelalaian atau korupsi, pejabatlah yang wajib mengganti, bukan rakyat.

4. Transparansi publik. Rakyat berhak mengetahui bagaimana harta negara dikelola. Tidak boleh ada rahasia yang ditutup-tutupi ketika menyangkut kepentingan umum.

Dengan mekanisme ini, mustahil ada komisaris tidur bergaji miliaran, sementara BUMN menanggung rugi hingga triliunan.

Penutup

Kerugian BUMN bukan sekadar angka merah dalam laporan keuangan, tapi bukti nyata gagalnya pengelolaan dan lemahnya profesionalitas. Lebih parah lagi, kerugian itu ditutup dengan uang rakyat—sementara elite tetap bermewah-mewah.

Islam mengajarkan, amanah harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Korupsi bukan hanya merugikan negara, tapi juga menyalahi syariat dan mengundang murka Allah.

Sudah saatnya kita menuntut sistem pengelolaan yang bersih, profesional, dan Islami. Tanpa itu, BUMN hanya akan terus menjadi lubang hitam yang menggerogoti uang rakyat, dan para pengkhianatnya kelak akan menanggung beban bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun