Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kartu Natal Terakhir

9 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 9 Desember 2019   06:16 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kartu Natal (diambil dari piknest.com)

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Tapi untuk apa ketika sebuah hubungan hanya fatamorgana? Ketika rasa rindu bertalu-talu namun tak bisa bertemu? Pun ketika cinta tak pernah terungkap lewat kata-kata.

Sudah lima tahun perempuan itu setia dalam kesabarannya. Long distance relationship! Tak semua orang bisa menjalaninya, tapi perempuan itu memilih untuk tetap setia.

Diambilnya buku harian berwarna hijau muda. Dituliskan semua rasa di hatinya. Paragraf terakhir adalah inti dari keseluruhan struktur rasa dihatinya.

"Jika harus berakhir, semoga tak meninggalkan kepahitan abadi... Aku masih berharap ada jawaban dan kepastian... "

Usai menulis kalimat itu, perempuan itu pergi ke taman depan kost. Dia langsung menuju ke deretan bunga kemuning. Didekatkannya hidungnya ke bunga putih kecil itu. Perlahan dia menghirup wangi bunga itu. Sejenak dia lupa dengan segala perkara di hatinya.

Setelah itu dibelai-belainya bunga mungil itu. Perempuan itu terhanyut dalam lamunan panjang. Matanya nanar menatap bunga kesayangan ibu kostnya.

"Peekabooo....." suara laki-laki membuyarkan lamunan perempuan itu. Dia terkejut bukan main.

"Haahh??? " mata perempuan itu terbelalak melihat laki-laki yang mengagetkannya.

"Kamuuu... hmmm... hampir copot jantungku tadi..." katanya sambil mengatur nafasnya.

"Iya.. aku datang, Martha! Tutuplah matamu. Aku ingin memberikan sesuatu, " pinta sang lelaki. 

Perempuan itu menurut. Ditutupnya kedua mata indahnya, sementara sang lelaki mengambil sepucuk surat bersampul merah dari tasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun