Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Na | Layangan Cemburu

9 November 2019   06:00 Diperbarui: 9 November 2019   06:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi layangan (source: thinkstock)

"Makanya itu.... aku tuh bukan nggak cemburu sama kamu, Mas! Aku masih normal. Cuma aku tuh nggak mau hidup dalam ketakutan dan kekuatiran berlebih, "

"Kalau aku mudah cemburu, trus berpikir yang nggak-nggak, curigaan, dan seterusnya... yang rugi aku sendiri. Hidup nggak tenang dan penuh ketakutan. Kalau udah gitu, apa iya aku bisa tenang urus anak? Bisa ngerjain hobiku atau yang lain?"

Nano dengan tenang menyimak perkataan Na. Na masih melanjutkan "kuliah umum"nya.

"Pelakor* itu lebih serem dari hantu.. iya, aku tahu. Aku juga takut dan seram. Jangan sampai deh terjadi. Tapi apa iya harus sampai paranoid. Lebih baik berserah. Pasrah. Sumeleh*.... banyak doa. Semoga masing-masing bisa menjaga. Gitu aja kan?"

"Jika memang harus cemburu ya sewajarnya. Hidup tenang dan damai itu indah, Mas... kalau pikiran kita was-was terus, kapan bahagianya? "

"Oh begitu.... " Nano menyahut singkat.

"Ya iya.. coba  kalau aku cemburuan. Tiap jam telpon dan ngecek kamu, bukain handphone, buntutin kamu, kira-kira kamu suka nggak? Nyaman nggak?"

"Pasti kesal dan marah to? Lagi kerja ato meeting aku telpon, lagi ketemu bos aku telpon lagi, makan siang telpon lagi... lama-lama ngamuk juga to? Makanya kita saling ngerti dan ngingetin."

"Bener juga sih... " timpal Nano

"Kesetiaan itu harus diperjuangkan, Mas... dari kedua belah pihak. Pemutus hubungan suami istri itu bisa kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. "

"Kalau memang niat selingkuh, banyak alasan untuk itu. Godaan dimana-mana. Bisa keluarga, harta, bahkan tetangga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun