Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Alasan Rakyat Tiongkok Memilih Kembali Xi Jinping sebagai Pemimpin

6 November 2022   17:21 Diperbarui: 9 November 2022   09:01 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thestar.com.my + theguardian.com

Napoleon pernah berkata bahwa selalu ada semacam kegelisahan di balik kekuasaan.

Apakah kegelisahan ini semakin kuat hari ini, dikarenakan hak seluruh dunia penuh dengan ketidakpastian.

Filsuf Prancis Bernard Henry Levi, mengemukakan sebuah sudut pandang yang cukup representatif, dengan mengatakan bahwa setelah Trump menjabat, AS telah bergerak ke arah isolasionisme, dan tradisi liberalisme Barat menghadapi tantangan anti-liberalisme dari Tiongkok.

Dia mengatakan model "despotisme Tiongkok", mengambil keuntungan dari momentum untuk menjadi lebih kuat, telah menyebabkan kegelisahan yang meluas pada kekuatan Barat.

Tapi menurut pakar Tiongkok, kegelisahan kekuatan Barat tidak dikarenakan berasal dari "sistem Tiongkok", tetapi dari kekuatan Barat yang telah berpisah dari rakyatnya.

Seperti apa yang dikatakan oleh kata-kata bijak Konfusius: "air dapat membawa perahu atau membalikkannya." Air adalah rakyat, meninggalkan rakyat maka akan ada bahaya "perahu(penguasa)" akan dibalikkan oleh rakyat".

Sering terjadinya kekacauan di Barat saat ini, disebabkan oleh terpisahnya kekuatan politik Barat dari masyarakat negaranya sendiri maupun dari masyarakat dunia.

Menurut pakar Tiongkok, justru penguasa Tiongkok sekarang bersikeras mempertahankan hak adalah untuk rakyat dan hak digunakan untuk kesejahteraan rakyat, sehingga mendapat dukungan dari rakyat.

Mengutip hasil jajak pendapat 2016 yang dilakukan oleh Ipsos, yang menghasilkan bahwa 90% responden Tiongkok percaya bahwa negara mereka berada di jalur yang benar, dibandingkan dengan 37% di AS, dan yang hanya 11% di Prancis.

Jadi menurut pakar Tiongkok, jalan yang ditempuh Tiongkok memiliki karakteristik kuat berbasis rakyat, karena Tiongkok menjadikan "Rakyat adalah negara, maka negara akan kokoh", ini adalah semboyan Tiongkok kuno selama ribuan tahun.

Maka segala sesuatu yang dilakukan pemerintah pada akhirnya harus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan menguraikan dengan benar kualitas material dan immaterial. Hanya dengan cara ini negara dapat berada dalam stabilitas jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun