Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Alasan Rakyat Tiongkok Memilih Kembali Xi Jinping sebagai Pemimpin

6 November 2022   17:21 Diperbarui: 9 November 2022   09:01 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thestar.com.my + theguardian.com

Dalam laporan tersebut ditekankan perlunya memperkuat kemampuan untuk menjaga keamanan nasional Tiongkok, secara tegas menjaga keamanan pemerintah nasional, keamanan institusional, dan keamanan ideologis, dan memastikan keamanan pangan, sumber daya energi, rantai industri penting, dan rantai pasokan.

Sementara itu, bagian dari laporan terkait pembangunan militer dengan jelas menyatakan bahwa Tiongkok harus memperkuat pelatihan dan persiapan militer secara komprehensif, meningkatkan kemampuan tentara (PLA) untuk menang, melakukan inovasi bimbingan strategis militer, mengembangkan perang rakyat, strategi, dan taktik, dan membangun kekuatan militer dan sistem kekuatan strategis pencegahan (deterrent) yang kuat.

Dalam hal menyangkut"mengembangkan strategi dan taktik perang rakyat, dan membangun sistem kekuatan strategis pencegahan yang kuat" dalam bagian ini merupakan ekspresi baru, yang dapat dipahami sebagai memberikan permainan penuh kekuatan rakyat Tiongkok dalam perjuangan melawan imperialisme. Tiongkok ingin memiliki kemampuan menghentikan (deterrent) perang yang kuat yang akan membuat musuh Tiongkok menjadi ketakutan.

Dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan, Xi Jinping mengajukan pertanyaan besar ke mana arah dunia ini? "Dunia sekali lagi berdiri di persimpangan sejarah, dan ke mana harus pergi tergantung pada pilihan orang-orang dari semua negara."

Memang pada 1945 menjelang kemerdekaan RRT (merdeka 1 Okt 1949), Mao Zedong pernah mengusulkan dua macam nasib Tiongkok dari tingkat strategis pada saat kritis ketika Tiongkok menuju pembebasan (kemerdekaannya).

Salah satunya adalah pengaturan dunia dan kelembagaan yang bermanfaat bagi sebagian besar negara dan masyarakat, dan mengambil arah komunitas masa depan bersama bagi umat manusia untuk mencapai kerjasama yang saling menguntungkan.


(kita ingat dengan pembukaan UUD 1945 [paragraf ke-4]: ..... Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

Yang satu lainnya adalah dunia yang hanya menguntungkan segelintir negara dan kekuatan modal, dan pengaturan kelembagaan yang terkait.

Hal ini ditandai dengan permainan dan hegemoni zero-sum. Dari perspektif global, yang oleh sebagian peneliti dianggap, sosialisme Tiongkok mewakili harapan dunia, dan kapitalisme Amerika mewakili keputusasaan dunia.

Ada yang berpandangan semakin banyak negara dan orang mulai menyadari hal ini. Orang Tiongkok mengharapkan harus menyatukan semua kekuatan di dunia untuk dapat bersatu, dan meneruskan semangat "jangan percaya pada kejahatan, tidak takut hantu/setan begundal, dan tidak takut penindasan" seperti yang dikatakan Xi Jinping, "untuk mengatasi kesulitan, hadapi mereka, harus mengkoordinasikan pembangunan dan keamanan, dan melakukan segala upaya untuk mengatasi jalan ke depan, menghadapai segala macam kesulitan dan tantangan di dunia, mengandalkan perjuangan yang gigih untuk membuka dunia baru yang penuh visi dan berjuang untuk masa depan masyarakat manusia yang lebih baik."

Di akhir laporan ini, Xi Jinping secara khusus menyebutkan bahwa apabila kaum pemuda kuat, negara akan kuat.
Pada saat yang tepat, kini para pemuda Tiongkok kontemporer memiliki panggung yang sangat luas untuk menampilkan bakat mereka, dan prospek untuk mewujudkan impian mereka sangat cerah. (hal ini sesungguhnya sudah tersirat dalam UUD 45 kita a.l. pasal 31; 32; 33; 34).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun