Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terjadi Inflasi Tertinggi di AS dan Dilema Rantai Pasokan Barang

6 Desember 2021   11:38 Diperbarui: 7 Desember 2021   03:50 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya, Pelabuhan Long Beach hanya memperbolehkan menumpuk hingga dua susun kontainer, mulai 22 Oktober diperbolehkan menumpuk hingga 4 susun, kemudian meningkat menjadi 6 susun. Maka pelabuhan yang sudah terbiasa dengan tumpukan 2 susun, begitu berubah menjadi 6 susun maka efsiensi perputarannya mejadi rendah dan sekarang justru menjadi lebih rendah lagi.

Jelas menjadi jauh lebih merepotkan bagi petugas pengiriman untuk mengangkat peti kemas bagian bawah daripada sebelumnya. Lapangan kargo dari kedua pelabuhan memang sejak awal kecil tidak luas, dan jika peti kemas tidak segera dibawa pergi, mereka akan penuh dalam sekejap. Namun megapa tidak ada yang berkomentar tentang hal ini? Masalahnya karena pengirim barang juga khawatir, karena gudang penuh, mereka menggunakan pelabuhan sebagai gudang sementara. Itulah yang menyababkan kenapa supermarket rak-raknya pada kosong, sedang gudangnya pada penuh. Hal ini dikarenakan peti kemas kosong juga menempati banyak ruang, banyak peti kemas kosong di pelabuhan menumpuk.

Namun mengapa tidak ada yang menginginkan peti kemas kosong ini? Karena efisiensi kerja pelabuhan terlalu rendah. Proses sebelumnya seperti ini: setelah peti kemas diturunkan dari kapal dan diserahkan ke consignee. setelah Consignee membongkar muatan dan mengirimkan peti kemas kosong kembali ke pelabuhan sebelumnya untuk dimuat ke kapal kembali ke negara asal. Namun, karena dampak pandemi, inefisiensi pelabuhan AS dan pemogokan buruh di mana-mana telah menyebabkan antrian kapal kargo menjadi  lebih lama dan semakin lebih lama.

Akibatnya kapal terapung antri di laut selama beberapa bulan dan akhirnya juga tidak mudah untuk membongkar muatan, kapal-kapal ini cepat-cepat kabur dan tidak mau tinggal lebih lama lagi bahkan untuk menunda sehari sekalipun. Karena efisiensi rendah dan daya perputaran yang buruk, waktu pengiriman barang semakin lama. Dulu banyak produk yang bisa dikirim dalam waktu 30 hari, tapi sekarang malah butuh waktu 6 bulan.

Karena waktu penyelesaian yang lama, kapasitas transportasi laut menjadi terbatas, sehingga terjadi peningkatan ongkos angkutan laut meningkat tajam. Naiknya seberapa? Pada bulan September tahun ini, telah meningkat lebih dari sepuluh kali lipat! Ini memberi gambaran apa?

Jadi angkutan untuk perjalanan ke AS dari Tiongkok cukup untuk membeli kapal baru, jadi waktu adalah uang saat ini. Kapal kargo dari Tiongkok berlayar selama sebulan dan akhirnya baru dapat dibongkar. Dan mereka diminta untuk menunggu lagi kontainer kosong untuk dibawa kembali. Tapi karena pandemi masalahnya menjadi lebih merepotkan lagi, harus disinfektans dulu dan diperlukan pengujian pula.

Hal ini telah menyebabkan fenomena aneh, dimana di AS penuh dengan kontainer kosong sedang dipelabuhan Tiongkok dan negara Asia pengekspor kekurang kontainer kosong.

Bagi Tiongkok apa harus yang mereka dilakukan?

Bagi Tiongkok yang merupakan lebih 96% sebagai produsen kontainer kering dan 100% kontainer berpendingin dunia, dengan situasi demikian maka terjadilah ekspor barang dengan kontainer yang hanya satu kali pakai saja. Dan menyebabkan juga Tiongkok menjadi produsen baja utama. Karena satu kontainer hanya berbobot 2 -- 4 ton dan di Tiongkok modal satu kontainer hanya RMB 10.000 -- 20.000 akan tidak seberapa dibandingkan dengan ongkos kirim yang US$10.000-20.000 ke AS. Maka eksportir Tiongkok akan memperhitungkan harga kontainer untuk barang ekspornya, selama importir AS bersedia untuk membayarnya. Akibatnya pendapatan pabrik kontainer ini akan lebih besar dari ekspor baja.

Berapa banyak kontainer yang diproduksi Tiongkok sejak pandemi? Dari Januari hingga Juli 2021, output kontainer logam Tiongkok adalah 126,452 juta meter kubik, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 232%.

Ada berapa banyak kontainer dari Tiongkok yang terdampar di AS?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun