Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perjuangan 180 Detik Hidup Mati Kapal Selam 372 AL-PLA

3 Mei 2021   17:00 Diperbarui: 7 Mei 2021   17:18 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu, kabut air di kabin mesin utama sangat pekat, dan tidak ada yang bisa dilihat dan suara-suara juga sudah tidak bisa didengar dengan jelas kecuali suara desingan air yang menyemprot masuk.

Ini adalah tindakan penentuan. Jika kebocoran gagal diatasi, tiga orang di kabin tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk selamat.

Wang Hongli yang sudah mengambil alih komando segera menghubungi ruang mesin utama dengan membawa peralatan komunikasi. Meski teriakannya sampai parau di kedua sisi, tetap saja tidak bisa menutupi suara desingan air yang mengalir deras. Dalam kasus masuknya air yang tidak jelas, Wang Hongli mengambil langkah-langkah. Langkah terakhir yang juga bisa membuat kapal selam terapung adalah mengosongkan semua tanki. Yaitu dengan menggunakan gas tekanan tinggi semua air di tanki kapal selam untuk segera dikeringkan, sehingga membantu daya apung cadangan kapal selam bisa cepat pulih dan mempercepat mengambang di permukaan air.

Namun, trik terakhir ini sepertinya masih tidak ada membawakan hasil. Indikator kedalaman kapal selam masih berjalan seperti stopwatch, bagaikan jam menghitung mundur untuk sampai pada kematian.

Suara tajam sinyal kerusakan pipa di kabin komando terdengar keras ditambah suara keras pasokan udara, dan suara remasan lambung kapal oleh tekan air laut dalam senua bercampur menjadi satu.

Dibandingkan dengan orang-orang di kabin komando, tiga perwira dan prajurit di kabin mesin utama tidak dapat melihat pengukur kedalaman yang menunjukkan kematian, tetapi mereka dihadapkan dengan ancaman kematian yang lebih intuitif dan lebih dekat. Tiga kru tersebut dipisahkan dari perwira lain dan kru lainnya.

Saat itu, kabin mesin utama seperti sauna putih. Hampir tidak mungkin bisa berjalan di kabin kecil. Jarak pandang mendekati nol. Tidak mungkin untuk melihat situasi sekitarnya. Bahkan tidak mungkin bertanya kepada komandan untuk diberi instruksi, apalagi memahami bahwa kapal selam berada di tepi bahaya. Pada saat itu yang ada adalah pertempuran tiga kru ini untuk mengatasi masalah yang dihadapi mereka.

Setelah ledakan keras, semburan air laut pertama kali menyemprot ke wajah Zhu Zhaowei. Di bawah semprotan puluhan atmosfer, air laut membentuk semburan air yang sangat besar yang menyembur ke semua sisi. Jika air itu disemprotkan di daratan ke sebuah bangunan akan mencapai setinggi ratusan meter.

Zhu Zhaowei yang berada di bagian bawah lambung kapal berada dilokasi yang paling dekat dengan semprotan air yang  keluar, baru-baru dia bergegas menuju pipa yang rusak namun terpental terhanyut kembali oleh semprotan air laut berkali-kali. Semprotan air laut menghantam tubuh seperti tertusuk-tusuk jarum, punggungnya terbentur sekat dinding yang ada baotnya dan berdarah. Dia benar-benar mengabaikannya terus kerja keras dan mencoba yang terbaik untuk menahan semburan air yang keras. Dia meraba-raba pipa dengan tangannya sedikit demi sedikit sampai dia menemukan katup yang mengendalikan pipa, begitu menemukannya dia dengan sekuat tenaga menutup dengan memutarnya sampai mati.

Pada saat banjir mulai masuk, mematikan motor utama yang baru saja dihidupkan adalah reaksi pertama dari Chen Zujun, kepala bagian listrik. Karena jika begitu listrik utama mati, akan membawa konsekuensi yang sangat mengerikan. Korsleting listrik akan menyebabkan pasokan listrik ke seluruh kapal selam mati, dan  benar-benar menjadi gelap, yang berakibat para perwira dan kru dari seluruh kapal selam di laut dalam akan diselimuti kegelapan yang tak berujung dan pekat. Yang bahkan lebih menakutkan adalah korsleting berakibat catu daya dapat menyebabkan percikan api dan ledakan.

Dalam sepuluh detik, Chen Zujun mematikan semua peralatan listrik auxiliary (cadangan) yang dapat diganti dengan hafalnya melalui memorinya tanpa melihat tombol apa pun (tombolnya banyak). Prajurit tua kapal selam yang sudah 19 tahun bertugas ini sudah akrab dengan kabin tersebut seolah-olah seperti sedang berada di rumah sendiri hafal dengan saklar lampu yang ada .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun