Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha dari Vietsel

3 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:02 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, dari tiga armada AL-PLA, Armada Laut Utara yang digunakan untuk mempertahankan dari kemungkinan bentrok dengan bekas Uni Soviet adalah yang terkuat, sedangkan Armada Laut Tiongkok Selatan adalah yang paling lemah.

Dengan pertimbangan situasi dan konsidi Tiongkok yang demikian, Vietnam Selatan ingin mengambil kesempatan ini untuk menduduki Kep. Xisha, dengan perhitungan Tiongkok yang sedang kacau di dalam negerinya akibat revolusi kebudayaan, dan di utara menghadapi Uni Soviet, maka urusan Kep. Xisha di LTS akan lemah dan terabaikan.

Kep. Xisha terletak  ratusan kilometer jauhnya dari Pulau Hainan. AL-PLA relatif lemah pada saat itu, jadi untuk menempuh jarak ratusan kilometer dari laut, Vietnam Selatan mengira Tiongkok tidak memiliki kemampuan untuk itu, dan berada di luar jangkauannya. Jadi setelah Vietnam Selatan membuat serangkaian kesalahan penilaian ini, maka mereka memanfaatkan titik waktu seperti itu untuk melakukan tindakan ini. Satu hal, tujuannya adalah untuk menunjukkan pada AS bahwa dirinya masih berkekuatan.

Penarikan AS dari Vietnam Selatan seharusnya dianggap sebagai yang memalukan AS seolah meninggalkan dan mengabaikan sekutunya. AS untuk menutupi kemaluan ini secara mudah sebelum berangkat meninggalkan alutsista militer besar-besaran yang sudah digunakan sebelumnya untuk diberikan kepada Vietnam Selatan.

Banyak alutisista yang digunakan untuk intervensi sebelumnya yang telah digunakan selama bertahun-tahun yang telah compang camping ini, daripada dibawa kembali dihibahkan kepada Vietnam Selatan seolah berbaik hati. Termasuk juga alutsista laut.

Rezim Vietnam Selatan setelah menerima alutsista ini merasa dirinya telah sangat berkekuatan. Saat itu kekuatan angkatan laut Vietsel dikatakan sebagai 10 teratas di dunia.

Pada masa itu, AL-Tiongkok sangat lemah, hanya memiliki beberapa fregat dengan tonase sekitar 1000 ton-an, armada lautnya dapat dihitung dengan jari, di Armada LTS bahkan tidak memiliki kapal fregat dan kapal perusak. Jadi kesenjangan dengan armada laut Vietnam Selatan sangat besar sekali.

Sejak dari Agustus 1973, Vietnam Selatan sudah mulai memprovokasi Tiongkok di perairan Xisha, berturut-turut mereka merebut 3 Pulau di Xisha Kepulauan Yongle yaitu Pulau Shanhu, Pulau Ganquan, dan Pulau Jinyin. Dan berulang kali mengancam kapal nelayan Tiongkok yang beroperasi di situ dan menembaki mereka.

Bendera nasional Tiongkok yang ditancapkan di P. Ganquan diserbu Vietnam Selatan dan dicabut. Xisha dalam keadaan darurat dan keputusasaan.

Sejak paruh kedua tahun 1973 hingga paruh pertama tahun 1974, Vietnam Selatan mulai merebut pulau dan terumbu karang Tiongkok di wilayah laut ini, dan kapal perangnya datang dan menabrak kapal penangkap ikan nelayan Tiongkok.

Laporan-laporan ini datang dari para nelayan Tiongkok yang pulang melaut kepada AL-PLA. Jadi bisa dibayangkan persiapan AL-PLA ketika berangkat lokasi peristiwa sangat tidak memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun