Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha dari Vietsel

3 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:02 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ha Van Ngac adalah komandan tertinggi armada gabungan AL-Vietsel  di Laut Xisha pada saat itu. Sebelumnya, dia belajar di South Vietnam Naval Training Center. Setelah lulus, dia mulai bertugas di South Vietnam Navy. Karena prestasinya yang luar biasa, dia dikirim ke California Naval Graduate School untuk studi lebih lanjut.

SUmber: wapbaike.baidu.com
SUmber: wapbaike.baidu.com
Dia lulus pada tahun 1972 ketika berusia 37 tahun. Ketika itu dia menjabat sebagai komandan Armada Gabungan Vietnam Selatan dengan pangkat kolonel. Dia berusia kurang dari 40 tahun dan masuk Panglima Tertinggi Armada Gabungan Vietnam Selatan.

Ha Van Ngac sebetulnya yang mengizinkan dengan sengaja kapal perangnya untuk menubruk kapal nelayan. Tujuannya untuk memprovoksi agar kapal AL-Tiongkok untuk keluar membelanya.

Cuma  alasannya jelas tidak dikemukakannya secara terang-terangan, tujuannya memang untuk memprovokasi perang dan menggunakan keunggulan kapal perang yang diperoleh dari AS untuk menyerbu seluruh Kepulauan Xisha, menduduki Pulau (P) Shanhu terlebih dahulu, lalu turun ke P. Ganquan dan P. Jinyin, itu adalah rencana dia. Rangkaian aksi Vietsel ini membuktikan bahwa mereka telah merencanakan sejak lama.

Sumber: chinadaily.com.cn
Sumber: chinadaily.com.cn
Pada malam 18 Januari 1974, Zhou Enlai PM Tiongkok saat itu, yang berada di kantornya menebarkan telegram dari Armada Laut Tiongkok Selatan di atas meja, dan menulis laporannya.

Saat itu lengan kanan Zhou Enlai masih sedang terluka, sehingga saat menulis dalam waktu yang lama membuatnya sedikit sakit, tetapi saat ini dia tidak peduli dengan luka lama yang menyakitkan. Ingatan otak Zhou Enlai berulang kali memikirkan pertemuan Politbiro Komite Sentral yang baru saja dia pimpin. Dalam pertemuan tersebut, dia mengusulkan agar Komisi Militer Pusat membentuk komite militer yang dipimpin oleh Ye Jianying dan Deng Xiaoping, berdasarkan info intelijen Vietsel sudah siap bergerak.


Tiongkok harus mempertahankan kedaulatan teritorialnya. Perintah berlayar untuk patroli telah dikeluarkan pada 14 Januari 1974, tetapi dirasa tidak cukup untuk saat itu jika dililhat dari perubahan yang telah terlihat di depan matanya.

Zhou Enlai menyesap teh dingin di depannya, dan dia menyadari dengan jelas Armada Laut Tiongkok Selatan yang saat itu bertanggung jawab atas pertahanan Xisha seolah-olah seperti secangkir teh di depannya yang tidak cukup panas.

Armada Laut Tiongkok Selatan adalah yang terlemah di AL-Tiongkok, tetapi sekarang Vietnam Selatan telah tiba beraksi, Tiongkok harus dengan tegas melakukan serangan balik untuk mempertahankan diri. Kali ini Vietnam Selatan memberangkatkan semua kapal besar ex. Amerika, jika mereka berinisiatif menyerang peluang menang bagi Tiongkok tidak besar.

Prioritas utama sekarang adalah bagaimana menggunakan sumber daya yang ada untuk memaksa kapal Vietnam Selatan mundur. Meskipun Ye Jianying telah membuat pengaturan sebelumnya, tapi masalahnya masih pelik.

Pada 16 Januari 1974, Ye Jianying mengeluarkan telegram mendesak yang meminta Armada Laut Tiongkok Selatan untuk mengirimkan kapal untuk pengawalan kapal dengan tujuan memaksa kapal Vietnam Selatan mundur, dengan mengajukan tiga persyaratan: tidak boleh untuk melakukan kesalahan, tidak melakukan tembakan pertama, tidak boleh merugikan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun