Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha dari Vietsel

3 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:02 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

P. Ganquan sebenarnya sebuah pulau kosong, Selain kapal perang Vietsel no 4 (Tran Khanh Du HQ-4) juga ada kapal besar dengan no. 16 (Ly Thruong Kiet HQ-16). Info dai nelayan juga telah memberikan bantuan besar bagi pengambilan keputusan juga berkontribusi pertama dalam melakukan serangan balik untuk memperebutkan kembali pulau-pulau ini dari tangan Vietsel bagi Tiongkok.

Pada pukul 21:25 malam 17 Januari 1974, lebih dari sepuluh sampan bersandar di kedua sisi Kapal No. 274 dan mulai meturunkan logistik dan personil milisi untuk dipindahkan ke pulau.

Milisi mulai membangun benteng dan posisi segera setelah mereka tiba di Pulau Jinqing. Pada saat yang sama, untuk mengamati kapal Vietsel dengan lebih baik, radar pada formasi 271 perlu dinyalakan.

Namun kemudian masalah kedua terungkap. Radar tidak bisa bekerja normal untuk waktu yang lama. Kedua kapal 271 dan 274 dilengkapi dengan radar 705. Jarak kerja efektif radar jenis ini hanya 20 mil laut. Dikarenakan teknologi operasi terbelakang, radar di kapal tidak dapat bekerja terus menerus, waktu kerja efektifnya hanya setengah jam, setelah dioperasikan setengah jam maka magnetron pada radar akan terlalu panas dan harus dimatikan.

Perlu waktu setengah jam lgai untuk melanjutkan pekerjaan. Dalam hal ini, para tentara Tiongkok memikirkan cara yang terbaik untuk menggunakan dua setengah jam ini agar radar kedua kapal dapat bekerja secara bergantian, sehingga mereka akan selalu dapat memantau kapal Vietsel yang ada di laut, supaya tetap waspada atas segala kegiatan kapal musuh untuk menghindari serangan yang tidak terduga setiap saat.

Yang disebut situasi tak terduga ini sebenarnya mengkhawatirkan serangan diam-diam AL-Vietsel, dan malam itu bisa dikatakan sebagai masa vakum dalam pertahanan Pulau Jinqing.


Malam itu, kapal No.274 yang mengangkut milisi dan perbekalan, dan benar-benar kehilangan kemampuan tempur mereka. Hanya kapal no.271 yang tersisa untuk siap bertempur. Wei Mingsen memerintahkan masing-masing dari dua kapal untuk operator artileri tetap bertugas, dan semua anggota awak tidak boleh melepas pakaian siap tempur mereka saat tidur.

Saat itu, dua kapal AL-Vietsel No. 4 dan No. 16 buatan AS berlego jangkar berhenti di Pulau Shanhu tidak jauh dari Pulau Jinqing. Jika tentara Vietsel ini datang untuk menyerang, Wei Mingsen harus melawan satu lawan dua, dan konsekuensinya akan menjadi bencana.

Wei Mingsen sedang dalam tekanan besar saat itu, tidak diragukan lagi jika Vietsel memilih untuk menyerang, maka malam 17 Januari 1974 akan menjadi kesempatan terbaik bagi mereka.

Namun saat itu Armada Vietsel sama sekali tidak berpikir untuk bertempur, melainkan untuk menyambut kedatangan komandannya.

Malam itu, komandan Vietsel  Ha Van Ngac memimpin kapal Vietsel menuju laut. Malam itu, Armada Vietsel tidak melakukan serangan diam-diam, ini membuat kesempatan bernafas bagi Wei Mingsen dan formasi 271 untuk sementara waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun