Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Permainan Politik di Balik Peracunan "Double Agent" Rusia di Inggris

17 April 2018   14:16 Diperbarui: 18 April 2018   09:08 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.theguardian.com

Peristiwa Insiden Peracunan Skripal Jadi Permainan Politik Internasional

Pada 6 April lalu, AS mengumumkan babak baru sanksi terhadap Rusia, yang menyebabkan situasi Rusia menjadi semakin buruk.

Belum lama ini, AS, Eropa, dan Rusia terlibat dalam "perang diplomasi" yang disebabkan oleh insiden peracunan agen ganda seperti diatas. Lebih dari 20 negara Barat semuanya mendeportasi lebih dari 150 diplomat Rusia, sesuatu yang sangat langka terjadi bahkan tidak pernah terjadi selama Perang Dingin.

Namun, yang mencurigakan adalah bagaimana Inggris dan AS bersikeras bahwa serangan racun dari Rusia tanpa bukti konklusif siapa pelakunya. Apakah benar-benar sesuai dengan prinsip "praduga tidak bersalah (tidak bersalah sampai terbukti bersalah)" seperti yang selama ini sangat diadvokasi oleh negara-negara Barat?

Sumbu atau platik untuk perang diplomatik kali ini adalah insiden serangan gas saraf terhadap mantan agen ganda militer Rusia di Inggris diatas. Inggris segera percaya bahwa serangan itu datang dari Rusia, tetapi Rusia dengan tegas membantahnya. Segera masalahnya berkembangan dengan cara yang tak terduga.

PM Inggris Theresa May mengumumkan pada 14 Maret bahwa sebagai tanggapan terhadap serangan agen saraf ganda baru-baru ini, Inggris memaksa 23 diplomat Rusia untuk pergi dari negaranya dalam waktu seminggu.

Pada 15 Maret, para pemimpin dari AS, Inggris, Prancis, dan Jerman membuat pernyataan bersama, mengatakan bahwa Rusia adalah pelaku di balik serangan agen saraf mantan mata-mata ini, dan mengklaim bahwa tindakan ini adalah ofensif pertama Rusia menyerang dengan agen saraf di Eropa sejak WW II, dan Rusia melakukan tindakan yang melanggar integritas teritorial Inggris.

Setelah itu, efek domino terjadi di antara negara-negara Barat. 16 anggota Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka akan mengusir diplomat Rusia. Ukraina, Republik Ceko, dan negara-negara lain segera menyusul.

Dari jumlah tersebut, Jerman, Kanada, Polandia, dan Prancis masing-masing mendeportasi 4 diplomat, sementara Ukraina mendeportasi 13 diplomat Rusia. Republik Ceko dan Lithuania masing-masing mendeportasi 3 diplomat, dan AS membuat pukulan terberat, mendeportasi 60 diplomat Rusia sekaligus dan menutup kedutaan Rusia di Seattle.

Menanggapi hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dari seluruhan masalah, peristiwa anti-Rusia kali ini berkembang dengan kecepatan yang sangat mengejutkan.

Putin mnegatakan: Dalam hal ini kecepatan berkembanganya peristiwa anti-Rusia yang terjadi sungguh mencurigakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun