Gao Feng, juru bicara MOFCOM (Ministry of Commerce) Tiongkok segera membuat tanggapan serius, dengan menyatakan: "Jika AS tidak mengindahkan oposisi Tiongkok dan komunitas internasional dan bersikeras terus bertindak unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, Tiongkok akan melawan sampai akhir apapun ongkosnya."
Lu Kang jurubicara Menlu Tiongkok menyatakan: "MOFCOM telah membuat persiapan untuk menghadapi eskalasi tindakan sepihak AS dan telah menyusun tindakan balasan yang sangat spesifik. Kami telah mengatakan bahwa Tiongkok tidak akan membuat provokasi. tetapi tidak akan membiarkan pihak lain melakukannya dan kami akan berdiri teguh menentangnya.Â
Rakyat Tiongkok selalu berpegang teguh dengan kata-kata mereka. Sikap pemerintah Tiongkok sudah sangat jelas, tidak akan duduk diam dan berpangku tangan menyaksikan hak dan kepentingannya yang sah dirusak, dan jika mereka melakukan hal yang demikian, kita (Tiongkok) akan dengan tegas menanggapi dengan tindakan balasan! Tindakan balasan semacam ini sesuai dengan sikap yang selalu dimiliki Tiongkok."
Larut malam pada 1 April, waktu Beijing, untuk melawan Section 232 Investigation AS, Tiongkok mengumumkan bahwa akan menaikkan tarif atas 128 produk impor dari AS menjadi 15% atau 25%.
Tiongkok menyatakan bahwa sikapnya konsisten, karena Tiongkok telah lama siap untuk menghadapi gesekan dan kemungkinan terjadinya perang dagang untuk serangkaian sektor perdagangan. Tiongkok selalu memiliki desain tingkat atas dan pemikiran bottom-line (garis bawah), terutama ketika menyangkut pemikiran garis bawah, Tiongkok telah merencanakan yang terbaik, tetapi juga bersiap untuk hasil terburuk.
Latar Belakang Perang Tarif AS
Seperti yang diprediksi oleh dunia luar sebelumnya, daftar ini terutama menyangkut teknologi kedirgantaraan, informasi dan telekomunikasi, robot, dan industri mesin, dan ada analisis sebelumnya yang menunjukkan bahwa Section 301 AS dalam investigasi tarif terhadap Tiongkok ada motif lain di belakangnya.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan Tiongkok, total perdagangan barang Tiongkok ke luar negeri pada tahun 2017 lebih dari 4,1 triliun USD, dan perdagangan impor dan ekspor dengan AS kurang lebih 580 miliar USD jumlah ini hanya 14,1% dari total perdagangan luar negeri Tiongkok.
Dengan kata lain, 50 miliar USD setara dengan 1,2% dari total, dan ekspor Tiongkok ke AS kurang dari 9% dari total, jadi itu tidak terlalu banyak.
Banyak pengamat luar yang mempertanyakan, apa tujuan AS dengan gencarnya menetapkan tarif ini?
Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan: "Tiongkok menurut pandangan saya telah dengan berani merilis 'Rencana Tiongkok 2025' yang pada dasarnya mengatakan kepada seluruh dunia: Kita (Tiongkok) akan mendominasi setiap industri masa depan yang akan muncul dan karenanya ekonomi Anda (AS) tidak akan memiliki masa depan."