Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jendela yang Pecah (Bagian 3 - Tamat)

22 November 2022   22:47 Diperbarui: 22 November 2022   23:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, habis makan siang kita langsung ke sini," kata Akbar setuju.

"Aku besok piket kelas. Mungkin agak lama baru datang," ucap Timo.

Malik menoleh. "Nggak apa-apa, Tim. Kami tungguin di sini."

"Oke. Kalau gitu aku pulang dulu, ya. Mari semuanya," kata Timo melambai ke arah teman-temannya. Ia berjalan cepat menuju rumah.

***

Siang itu Timo pergi ke rumah Malik. Teman-temannya sudah menunggu. Mereka segera berangkat ke rumah Pak Kumis di dekat Pos Ronda.

Rumah itu tampak sepi. Jendela yang pecah kemarin ditutup dengan tripleks. Sudah tidak ada pecahan kaca di lantai. Pintunya terbuka sedikit.

"Assalamualaikum ...," ucap Akbar sambil mengetuk pintu. Ia disuruh teman-temannya memanggil karena badannya paling besar.

"Waalaikum salam." Terdengar sahutan dari dalam rumah.

Seorang perempuan tua membuka pintu dan mengernyit. "Ada apa, Nak?"

"Mm, ada Bapak, Bu? Bapak yang berkumis putih tebal," kata Akbar sambil mengintip ke dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun