Di sisi lain, Messi geram dengan perlakuan pelatih anyar Koeman kepada Luis Suarez. Koeman mengabari Suarez bahwa dirinya tidak masuk skema tim untuk tahun depan hanya melalui percakapan telepon. Entah seberapa benar kabar ini, yang jelas ini merupakan suatu hal yang tidak elok yang dilakukan untuk pelatih klub sebesar Barcelona.
Sebuah Refleksi
Satu kata yang perlu saya ungkapkan untuk Messi adalah "sabar". Messi harus bisa menerima semua kegagalan Barcelona ini sebagai sebuah musibah yang harus dihadapi dengan kesabaran.
 Kesabaran yang hakiki ditunjukkan dengan reaksi awal ketika menerima musibah. Dalam konteks ini, musibah adalah ketika klub gagal meraih satu trofi pun tahun ini. Messi sebagai kapten tim harus mampu meresponnya dengan bijak jangan justru malah seperti orang yang kehilangan arah.
Sebenarnya kesabaran itu yang akan membawa Messi kepada keputusan yang benar. Kesabaran yang akan menjadi lampu penerang bagi Messi dalam mengarungi masa-masa kelam karirnya di Barcelona.
Messi seharusnya bisa berperan aktif dalam mencarikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi klubnya saat ini. Peran aktif itulah yang akan menjadi sikap kesabaran yang seharusnya ditunjukkan Messi. Kesabaran aktif seperti inilah yang akan membawa Messi untuk keluar dari ruwetnya permasalahan yang terjadi.
Alhasil, menarik ditunggu apa akhir cerita Messi dan Barcelona ini. Apakah Messi akan berlabuh ke Manchester city bergabung dengan Guardiola dan kawannya Aguero atau Messi bergabung dengan klub yang lain? Atau malah Messi bisa bersabar dan loyal dengan Barcelona? Waktu yang akan menjawab.
Yang jelas, apapun yang akan diputuskan Messi nantinya, dia harus bisa memperhatikan benar-benar tatanan sosial yang ada di sepak bola. Karena sepak bola bukan hanya olah raga dan bisnis, tetapi sepak bola adalah sebuah tatanan sosial yang memiliki tempat penting di masyarakat.
[Baca juga: Pembelajaran dari Internet Kantor]