Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Baca Buku atau Membaca Buku, Apa Bedanya?

2 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 2 Juli 2020   12:58 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi membaca buku(DragonImages) via lifestyle.kompas.com 

Baca buku atau membaca buku? Terkesan sama, apa yang membedakan? Pada kesempatan ini kita akan sedikit membahas tentang makna yang bisa direfleksikan dari kata-kata. Kata-kata yang terkesan sama tetapi terkadang bisa memiliki makna yang berbeda.

Saya tidak akan menjelaskan perbedaan secara linguistik atau filosofis dari keduanya. Yang ingin saya sampaikan hanyalah sekedar pemikiran sederhana dari seorang awam seperti saya. Yang ingin saya angkat adalah hikmah yang bisa kita ambil dari kedua frasa tersebut. Hikmah yang akan menjawab pertanyaan apakah membaca itu sesuatu yang penting atau membaca itu adalah sebuah kebutuhan.

Tentang membaca

Baca buku atau membaca buku, kedua frasa menggunakan kata kerja "Baca" dan kata benda "Buku". Kita semua sepakat bahwa membaca adalah hal yang sangat penting. Sejatinya membaca adalah kemampuan kognitif pertama dan utama yang harus dimiliki seseorang. Membaca juga bisa menjadi kunci membangun intelektualitas seseorang. 

Dengan kemampuan membaca seseorang bisa membuka wasasannya dengan hal-hal yang baru. Benar kata ungkapan "Membaca buku membuka jendela dunia". Dengan banyak membaca seseorang akan bisa mengungkap sisi lain dunia. Membuka mata seluas-luasnya kepada cakrawala dunia.

Sudah pastinya, membaca bukan sekedar membaca biasa. 

Membaca yang dimaksud adalah membaca dengan penuh kesadaran dan kedalaman memahami akan arti pentingnya apa yang kita baca. 

Jika seperti ini, maka membaca akan menjadi sebuah kebutuhan yang harus ada dalam kehidupan seseorang.

Buku sebagai bahan bacaan juga memiliki peran penting dalam proses membaca. Buku harus dipilih dengan mempertimbangkan tujuan kita membaca, bukan hanya asal pilih. 

Dengan pendekatan ini, yang kita perlukan adalah buku yang benar-benar bisa membuka wawasan, ufuk dan pemikiran. 

Yang lebih penting lagi, bisa membantu kita dalam memahami kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita.

Buku yang baik akan bisa membangkitkan semangat dan motivasi pembacanya untuk selalu melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Buku yang tepat akan membuat semangat itu terus terjaga dalam diri pembacanya. Sehingga kebaikan yang dilakukan akan menimbulkan kebaikan yang lain, terus berputar membentuk sebuah lingkaran kebaikan. 

Lingkaran kebaikan itulah yang akan menerangi jalan hidup si pembaca. Bukan hanya menerangi si pembaca, tetapi cahayanya juga akan menerangi orang-orang yang ada di sekitarnya. 

Ini akan membentuk sebuah supportive environment di masyarakat untuk memahami pentingnya membaca bagi kehidupan. Ini juga yang akan menjadi benteng bagi si pembaca untuk bisa menahan diri dari hal-hal negatif yang mungkin dihadapinya.

Membangun rasa cinta akan membaca

Setelah kita memahami makna sesungguhnya dari membaca dan bisa memilih bahan bacaan yang harus kita dahulukan, maka langkah selanjutnya adalah membangun rasa cinta akan membaca.

Sumber: ilustrasi (shutterstock) via edukasi.kompas.com
Sumber: ilustrasi (shutterstock) via edukasi.kompas.com

Rasa cinta terbentuk manakala kita mendapatkan pencerahan dari apa yang kita baca. Cinta berhubungan dengan perasaan. Perasaan senang, puas dan bahagia akan terasa ketika kita mendapatkan pencerahan dari apa yang kita baca. Kita akan terpacu untuk membaca lagi, membaca lagi, bahkan mungkin mengulang lagi apa yang kita pernah baca. 

Seseorang yang membaca dengan rasa cinta akan mendapatkan hal-hal baru, walaupun dia membaca sebuah topik berulang-ulang. 

Setiap kali dia membacanya, dia akan mendapatkan pencerahan-pencerahan baru dari apa yang dibacanya. Ini disebabkan oleh kedalaman pemahaman yang dimilikinya, sehingga dia mampu melihat sesuatunya lebih kritis dan komprehensif.

Selain itu, rasa cinta bisa terbentuk ketika kita mampu mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan dari kegiatan membaca kita. 

Sederhananya, kita paham, lalu bagaimana kita membuat orang lain juga memahaminya. 

Hal ini juga yang membuat semangat kita untuk terus membaca tetap terjaga.

Permasalahan terbesar dalam membangun rasa cinta akan membaca adalah konsistensi. Membaca belum menjadi budaya di masyarakat. 

Membaca masih menjadi sekedar sebuah hobi, belum menjadi sesuatu yang penting, apalagi kebutuhan. 

Ini menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua, untuk membangun budaya tersebut. Kita bisa memulainya dengan hal kecil, misalnya menjaga konsistensi untuk terus membaca setiap harinya, walaupun hanya 5 atau 10 halaman.

Alhasil, membaca buku bukan sekedar melakukan kegiatan baca buku, tetapi membaca dengan penuh kesadaran dan kedalaman pemahaman. Inilah yang saya maksud perbedaannya. Kita benar-benar membaca buku, bukan hanya membolak-balikkan halamannya. Membaca yang seperti inilah yang bisa membangun rasa cinta kita akan membaca. Yang pada akhirnya akan membudaya di masyarakat. Budaya yang akan membuat membaca menjadi sebuah kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun