Revolusi industri berbasis AI dan otomatisasi memunculkan kekhawatiran serius: hilangnya puluhan juta pekerjaan manusia. Raymond Chin, dalam video YouTube-nya "Dark Factory: Pabrik Tidak Butuh Kita Lagi? Pelajari skill ini sekarang!" Senin, (9/6/25) mengutip data World Economic Forum (WEF) bahwa 83 juta pekerjaan akan hilang secara global sampai tahun 2027, sementara pekerjaan baru yang muncul hanya 69 juta.
"Setiap efisiensi pasti memakan korban. Ilang 20 orang, muncul 3 orang baru. Tapi defisit bakal selalu ada," ujar Raymond.
Selain itu, studi dari MIT menyatakan bahwa justru di masa depan, akan muncul banyak pekerjaan yang tidak bisa digantikan robot --- seperti bidang komunikasi, kreativitas, judgment, dan empati.
"Skill manusia kayak critical thinking, empati, kreativitas, leadership --- itu semua bakal jadi lebih penting dari skill coding," tambahnya.
Namun, kesiapan SDM masih minim. Hanya 19 juta pekerja di Indonesia yang memiliki skill digital dasar, padahal otomatisasi akan hadir di semua lini --- bahkan operator traktor di sawah pun kini menggunakan dashboard digital dan AI.
Raymond menyoroti perlunya pelatihan massal, mencontoh Singapura yang sudah lama mengadakan program SkillsFuture: pelatihan digital gratis dan subsidi Rp60 juta per orang, bahkan untuk usia 40 tahun ke atas.
"Indonesia nggak bisa nunggu 2030 buat sadar. Kalau rakyatnya nggak kerja, negara nggak akan bisa maju," tegas Raymond.
Di akhir video, ia menyampaikan pesan kuat:
"Percayalah, besok saat wawancara kerja, pertanyaannya bukan kamu lulusan mana. Tapi kamu bisa apa."