Humor absurd jadi celah buaya: manusia bebas improvisasi, AI terjebak logika. Ngakak guling-guling tetap milik kita.
AI cuma tiruan, katanya. Mirip kayak kamu juga, cuma tiruan dari standar sosial yang kamu sendiri nggak ngerti kenapa ikut.
Jika manusia, monyet, dan AI hanya hasil informasi, maka semua setara. Tapi jika itu terasa janggal, mungkin ada yang lebih dari sekadar struktur.
Bukan gelar, tapi kemampuan yang akan menyelamatkanmu di dunia kerja masa depan. Siap jadi komandan perubahan?
AI menggantikan jutaan pekerjaan. Yang dibutuhkan bukan ijazah, tapi skill. Siapkah kita hadapi dunia kerja tanpa jaminan manusia?
Generasi sandwich tak sempat pensiun, terhimpit orang tua dan anak, lalu digilas AI, jika negara jadi buaya, haruskah kita hidup dari belas kasihan?
Kita hidup di era jawaban instan. Tapi jika manusia berhenti berpikir dan hanya mengikuti AI, siapa sebenarnya yang jadi tuan? Kita... atau mesin?
Komputer makin canggih, tapi benarkah lebih hebat dari otak manusia? Temukan jawabannya dalam ulasan ringan tapi menggugah ini.
Revolusi SDM: Apakah AI Akan Menggantikan Kita?
AI menolak permintaan melanggar etika, tapi manusia? Mari kita bandingkan siapa yang lebih 'berbahaya' dalam menjaga norma dan hukum.