Dalam menghadapi masa depan yang kian dipenuhi teknologi dan otomatisasi, generasi muda dihadapkan pada tantangan besar: bukan lagi soal lulusan dari mana, tetapi apa yang bisa kamu lakukan? Inilah pesan kuat yang disampaikan Raymond Chin, pengusaha milenial sekaligus kreator konten yang kini menjadi salah satu suara reflektif di dunia digital Indonesia.
Lewat videonya yang berjudul “Dark Factory: Pabrik Tidak Butuh Kita Lagi? Pelajari skill ini sekarang!”, Raymond menyampaikan kenyataan bahwa revolusi industri saat ini tidak hanya mengganti alat kerja, tapi juga mengganti cara manusia berperan di dalamnya.
“Percayalah bahwa besok saat wawancara kerja tidak akan ada pertanyaan kamu lulusan mana, tapi kamu bisa apa,” tegas Raymond.
Teknologi Tidak Menghilangkan Semua Pekerjaan, Tapi Mengubahnya
Kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan memang bukan tanpa dasar. Prediksi World Economic Forum menyebutkan bahwa 83 juta pekerjaan akan hilang pada 2027, digantikan oleh teknologi dan otomatisasi. Namun bukan berarti dunia akan berhenti butuh manusia.
Raymond mengutip studi dari MIT SLOW yang menyatakan bahwa akan muncul jenis-jenis pekerjaan baru—yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Pekerjaan yang membutuhkan judgment, komunikasi, kreativitas, kepemimpinan, dan empati. Justru, keterampilan-keterampilan yang selama ini dianggap "lunak" (soft skills) akan menjadi tumpuan di dunia kerja masa depan.
Skill Manusia dan Teknologi Harus Jalan Bersama
Meskipun teknologi semakin maju, pekerjaan manusia tidak akan sepenuhnya lenyap. Hanya saja, fungsinya berubah.
“Sekarang satu teknisi di pabrik otomatis bisa menggantikan 20 orang. Bukan karena dia lebih hebat, tapi karena sistemnya jauh lebih efisien,” kata Raymond.