Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Dijual Dulu Ya, Nanti Kalau Ada Rezeki Kita Beli Lagi"

30 Agustus 2025   16:52 Diperbarui: 31 Agustus 2025   13:51 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pasutri mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangganya.(Foto: Pexels/Mikhail Nilov via Kompas.com)

Setiap pasangan suami-istri--termaksud saya--tentu pernah mengalami fase yang sangat menyulitkan. Langit terasa runtuh. Utang di mana-mana. Nir pekerjaan.

Harta yang tersisa habis terjual. Termasuk cincin pernikahan. Ya! Cincin yang hilang, cinta yang bertahan. Inilah sepenggal kisah.

Dalam perjalanan pernikahan, tidak ada pasangan yang selalu berada di puncak. Ada masa-masa di mana langit tampak kelabu, ketika keuangan keluarga menipis, bahkan kebutuhan paling sederhana terasa begitu berat untuk dipenuhi.

Di titik itu, sering kali seorang suami merasa harga dirinya runtuh. Tidak mudah menerima kenyataan ketika penghasilan tak ada, sementara kebutuhan anak-anak—terutama uang pendidikan, kesehatan, makanan—tidak bisa ditunda.

Namun, justru pada saat itulah keteguhan cinta seorang istri diuji sekaligus terbukti. Kalimat sederhana, “Dijual dulu ya, nanti kalau ada rezeki kita beli lagi,” menjadi saksi betapa besar pengorbanan seorang istri.

Sebuah cincin pernikahan, simbol janji suci yang dulu disematkan dengan doa, rela dilepas demi menjaga agar dapur tetap mengepul dan SPP anak-anak tetap terbayar.

Cincin pernikahan—lambang janji, lambang sakral, yang dulu melingkar di jari manis, akhirnya berpindah tangan.

Bukan karena cinta yang pudar, melainkan karena cinta itu sendiri yang rela dikorbankan demi anak-anak, demi sekolah, demi kehidupan.

Bagi seorang suami, itu adalah luka yang dalam. Tapi di balik luka itu tersimpan makna: bahwa cinta sejati tidak bergantung pada materi.

Cincin mungkin hilang, namun cinta justru bertahan, bahkan semakin kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun