Mohon tunggu...
Mahfudotullah
Mahfudotullah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan studi Ilmu Pemerintahan

Melawan Keterbatasan, Melampaui Kemampuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Hati yang Sedang Menyembuhkan Diri

30 Juni 2020   20:40 Diperbarui: 30 Juni 2020   20:29 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai detik ini aku masih belum paham tentang perpisahan, apakah ia harus diiringi dengan tangisan atau sebuah keikhlasan, tapi satu hal yang aku yakini bahwa apapun yang hilang pasti akan ada yang menggantikannya, sebab itu janji semesta


Kemarin diriku pernah bangga memiliki seseorang yang pada awalnya menjadi sumber semangat menjadi sumber apapun untuk melakukan lebih baik, ah mungkin semesta sudah bosan mendengarkan resahku setiap kali rindu selalu kuatasnamakan dia

Setiap hari langit doa doa ku selalu kupenuhi namanya berharap perjalanan panjang bersamanya akan direstui semesta, tapi nyatanya tidak ! selama ini diriku hanya memasang-masangkan sebuah kebetulan, menyembah sebuah kesalahan, yang pada ahirnya ia menjadi takdir yang harus ku iklaska


Untuk hati yang sedang menyembuhkan diri, semoga kau tidak lelah atau bahkan menutup hati, semoga tidak. Kenangan pait ini harus secepatnya kita lupa, menepilah terlebih dahulu, dirimu berhak kecewa, dan berhak pula bahagia

Dan untukmu bagian dari masa laluku, aku tidak belajar melupakanmu tapi aku sedang membiasakan diri menjadi orang asing bagimu, teruslah melangkah kedepan meski ada orang yang kau tinggalkan, tenanglah. Lidahku tak setega lidahmu, doa-doa baik untukmu selalu ku terbangkan, jangan takut dengan istilah "karma" karena sejahat apapun kamu, setega apapun kamu, kamu pernah menjadi bagian dari hidupku, dan diriku tidak setega itu mendoakanmu yang tidak baik


Meski harus kuakui, sudah beberapa kali diriku menemui kehilangan seseorang, namun hanya padamu kehilangan ini begitu sakit, dan diriku masih bertanya-tanya kenapa harus kamu orangnya yang pernah kucintai sehebat ini, dan kenapa harus kamu yang pada ahirnya melukai

Kini diriku ingin berjalan tanpa perlu tergesa-gesa karena pelajaran kejadian ini cinta hadir untuk siapapun yang berhati-hati

Meski kini atmosfer hatiku sedang kacau, namun ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan untukmu, memang Tuhan selalu memberikan keindahan dibalik kekecewaan, setidaknya aku bisa bernafas lewat pori-pori kegagalan, menggelar upacara kesakitan merakayan kehilangan yang tak diharapkan, mengikhlaskan sosok terbaik. Selamanya aku akan mengenangmu dalam bait-bait udara, membentuk pusaran abadi dirotasi bumi, membawa senyawa rindu yang pernah kita syukuri.

Maka biarlah doa-doa ini menyusuri sudut malam, menasbihkan kerinduan merasakan kesakitan karena kehilangan

INI UNTUK KAMU
Aku mau kamu sehat
Aku mau kamu bahagia
Aku mau kamu terjaga
Aku mau kamu memenuhi impianmu
Yang ini masih untukmu
Kalau kamu sakit,, segeralah sembuh
Kalau kamu sedih,, segeralah pulih
Kalau kamu kecewa,, segerlah berbahagia

Pun ini masih tetap untuk mu
Jangan pernah merasa mengganggu ku
Jangan pernah merasa berdosa terhadapku
Jangan pernah merasa melakukan salah kepada ku
Aku ada untukmu, karena memang diriku mau, diriku memilih untuk tinggal karena kamu memang tak layak sendirian
Dan terahir, masih untuk mu juga
Jangan pernah bertanya "kenapa"
Jangan pernah bertanya "bagaimana bisa"
Jangan pernah bertanya "kenapa kamu rela"
Jangan pernah bertanya "kenapa harus aku"
Tugas mu cukup sebagai seseorang yang membuatku selalu merasa cukup, sampai sini paham?

Bila segalanya tampak jelas, aku pastikan tak akan pernah seberjuang ini, bila semua nya harus terbalas aku siap menerima balasan apapun konsekuensinya, Dan untuk semua tentang-tentangmu, kalau-kalau mu dan jika-jika mu, diriku hanya ingin yang terbaik, tak perlu memikirkan aku, Jika aku masih tegak berdiri dibelakangmu, itu pertanda bahwa ada seseorang yang ingin kamu tetap hidup, meskipun harus membuat dirinya mati

Selamat berbahagia dariku yang terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun