Mohon tunggu...
Mahesa Haikal Alghifari
Mahesa Haikal Alghifari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bahasa Indonesia, menulis apapun kalau sedang ingin.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Permataku yang Hilang

30 Maret 2023   18:32 Diperbarui: 30 Maret 2023   18:46 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam temaram berlabuh di alun-alun kota
Samar-samar tampak suram satu wajah
Seorang anak muda ...
Kokoh tubuh andai hati tolak rimpuh
Angin malam dari hilir menusuk tajam kepadanya
Demikian bersamaan itu pula saya mampir
Cepat kaki, ringan tangan
Lama menunggu mulut itu bergerak
Diceritakanlah kerimpuhannya itu
Pada raut wajah, telah tampak rupanya
Bagai pungguk merindukan bulan

Ia adalah penyair semu abad dua satu
Tetapi gemar bertualang serta menambang
Merapal ia tentang satu permata
Ditemukan keindahan itu pada dua peluang
Padanya hierarki kehidupan yang menjulang
Atau tertimbun reruntuhan dan tak pulang
Tetapi kesaksian saya tampak tidak pada keduanya
Ia pulang dan hidup, berbincang dengan saya malam itu
Demikian kulirik ...
Telapak tangannya yang berdarah-darah itu
Usai bertengkar dengan cermin dan menulis sajak lirih
Tak tampak pada genggaman penuh luka itu sebuah permata
Yang dikatakan kepada saya, begitu menawan hati
Yang dikatakan kepada saya, ia rindukan setiap hari

Selama bertualang, banyak sekali dunia berlalu
Ditemukan padanya pula logam mulia lainnya
Ia kisahkan tentang rubi, perak dan emas lewat syair-syair khidmat
Ia kisahkan semua daripada itu ... kepada permata
Sebagai perbandingan, sebagai pengakuan
Berselimut metaforis, apalah lagi akal sayang
Permata paling menawan, permata tiada dua

Terkagum saya mendengar kisah pemuda itu
Tentang permata yang ia rindukan
Tak sempat saya lihat keelokannya
Karena tak ada lagi pada pemuda itu
Sedari tadi tidaklah jelas ia bercerita tentangnya
Tentang sebagaimana rupanya
Tentang sebagaimana eloknya
Tentang sebagaimana cintanya
Berselimut nafsu rindu
Hanya tersebut padanya satu nama
"Permataku yang hilang"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun