Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kepada Pagi yang Kutapaki

9 Januari 2019   07:32 Diperbarui: 9 Januari 2019   07:44 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin berujar tentang sebuah kata hati
Tentang resah yang buat ku mati
Yang menikam bersama hadirnya mentari

Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin bercerita tentang celoteh yang meriuh
Seolah burung gagak yang sibuk mematuki
Buat dunia menghitam bak air keruh

Kepada pagi yang kutapaki
Kuingin berkisah tentang jalan terjal yang kudaki
Tentang jurang yang mengincar di kanan kiri
Tentang kaki yang seolah tak sanggup lagi berdiri

Kepada pagi yang kutapaki
Aku ingin kau membasuh semua luka
Yang tergores dalam oleh onak berduri
Mengganti segala duka dengan suka cita

Kepada pagi yang kutapaki
Janganlah terlalu cepat kau berlari
Karna tak sanggup lagi kuikuti
Derap langkah seiring tahun berganti

Kepada pagi yang kutapaki
Berikanlah senyummu yang terindah
Agar dapat damaikan panasnya negeri ini
Yang tak henti terbakar oleh api bersekamkan darah

Kepada pagi yang kutapaki
Ingatkanlah kami
Akan sejarah yang menyatukan
Akan persatuan yang dulu sama kita perjuangkan

Kepada pagi yang kutapaki
Kutujukan semua harap ini

Tangerang, Januari 2018
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun