Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Cerita Menjelang Senja

22 Desember 2018   12:04 Diperbarui: 22 Desember 2018   14:38 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jejak langkahmu mengiringi
Mungilnya tapak kaki
Yang merangkak menapaki
Dingin rumput-rumput bumi

Tanganmu tak jua jemu
Layangkan sesuap makan
Walau sering kali tersapu
Oleh tangan kecil yang kerap enggan

Lengan lelahmu tak pernah henti
Mengisi hari-hari
Siapkan sarapan pagi
Saat mataku terlelap dan kantuk masih menguasai

Engkaulah yang menemani
Saat tawa dan air mata melingkupi
Saat hilangnya rasa percaya diri
Saat tak ada lagi tempat tuk berbagi

Engkau laksana matahari
Yang tiada henti menerangi
Saat aku kehilangan arah
Tuk dapat menatap masa depan yang lebih cerah

Engkau yang menguatkan
Saat dunia kurasa tak lagi ramah
Karna tekanan dan beban
Yang buat diri terasa lemah

Ku tak tak tahu akan kemana lagi harus kucari
Sebuah pintu surgawi
Yang hadir di dunia ini
Andai kau tak ada lagi..

Dalam heningnya malam dan pagi yang sunyi
Teriring doa yang kupanjatkan sepanjang hari
Buat Ibu, sang malaikat hati

Teruntuk Ibu...

Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun