Oleh M. Sanantara
Ritual Kehancuran Bernama Cinta
suatu saat, Â
matahari--- Â
masihkah melipat bau alkoholnya Â
di senyum dan cahaya keemasanku?
anehnya, Â
menghapus sisa air mata malam itu, Â
aku: pria yang anehnya, Â
menangisi diri Â
kau yang tak selamat.
apakah artinya cinta Â
saat kita saling menghancurkan dari dalam?
pikiranku Â
badai tropis--- Â
hanya mengelilingi keberadaanmu Â
yang tercerabut Â
dari inti kekosongan.
ya, itu, sayangku Â
sebelum angka pertama Â
satu Â
lahir ke dunia.
tapi itu cinta Â
yang merusak gravitasi dadaku, Â
sakit--- Â
sakit--- Â
sakit.
segala yang diberi cinta Â
adalah yang diambil segalanya, Â
tanpa mengetuk daya tahan hatiku Â
di demam paling sempurna: Â
4000 derajat celcius.
kau mengikat pembuluh darahku. Â
tak bisa lepas. Â
tak bisa lepas.
baiklah--- Â
mari hancurkan saja kita. Â
sekali lagi, ucapkan:
kau tak akan. Â
kau tak akan. Â
aku, sedemikian Â
tak akan.
dan aku siap memberikan segalanya Â
meski itu berarti Â
aku harus menyisakan Â
yang tak tersisa, Â
untuk sekali lagi Â
menyempurnakan kehilangan segalanya--- Â
untukmu.
Tuhan, Â
inilah harga yang harus dibayar.
(2025)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI