Mohon tunggu...
Maftuhi Firdaus
Maftuhi Firdaus Mohon Tunggu... -

Ganggadata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Adidaya Kedelai, Utopis?

13 Februari 2017   07:42 Diperbarui: 8 September 2017   07:11 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kata lain sudah saatnya merubah pola pertanian dari “land base agriculture” menjadi “tropical base agriculture”, pertanian berbasis tropis. Maksudmya dengan keuntungan wilayah, sudah seharusnya pertaian Indonesia berbsis kewilayahan. Bukan pada luas jumlah wilayah pertanian, namun hasil yang didapatkan masih minim. Jilakau berbasis luas wilayah Indonesia menduduki posisi ke 16, dengan luas 191 juta ha, tertinggal jauh dengan rusia dengan jumlah luas wilayah 1.700 juta ha.

Oleh karena itu peralihan menjadi “tropical base agriculture” merupakan salah satu solusi atas permasaahan kedelai. Dalam mewujudkan pertanian berbasis tropis tentunya perlu cara yang tepat agar semua itu bisa dicapai, yakni dengan cara “human base agriculture” dan “technology base tropical agriculture”. Dengan membangun masyarakat yang gandrung akan pertanian serta didukung oleh tehnologi yang canggih dapat memacu geliat produksi kedelai dalam negeri. Itulah mengapa Brazil bisa memproduksi 2 kali lipat produksi nasional.

Namun hal ini pun perlu dukungan dri segala pihak, karena pertanian saat ini mendapatkan tantangan yang amat serius dari alih fungsi lahan pertanian menjadi perusahaan industri atau bangunan lain yang sifatnya komersil. Dengan melihat realita atas berkurangnya lahan pertanian 1.000 ha pertahun merupakan proyeksi atas ketidak berpihakan pemerintah kepada sector pertanian. Lahan pertanian yang dilindungi oleh UU Agraria pun tidak menjadi penghalang atas berdirinya hotel bahkan suatu kawasan industri. Hal yang memilukan bahwa pertumbuhan perekonomian harus mengorbankan sektor pertanian.

Padahal jika menelisik sejarah, Indonesia sudah terkenal dengan Negara agraris sejak abad ke-9 dengan perdangaan antara China dan Sriwijaya. Namun rasanya itu hanya catatan emas yang sekedar diceritakan kepada sanak saudara, bukan untuk dituliskan kembali. Oleh karena itu perlu keseriusan pemerintah dan semua pihak jikalau memang non-impor kedelai menjadi salah satu capaian kelak. Pengurangan jumlah alih fungsi lahan, dan pemberian tehkologi serta sumber daya kapital bagi masyarakat merupakan suatu hal yang terpenting. Sehingga adidaya kedelai bisa direalisasikan, bukan hanya sekedar impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun