Anggaplah kamu baru kenal seseorang di dunia nyata atau lewat aplikasi. Hari pertama chat cepat, topiknya masih aman, misalnya tanya kabar, ngobrol soal cuaca yang hujan melulu, atau makanan favorit.Â
Hari kedua, mulai ada bumbunya. Ada emoji ketawa, stiker gemes, bahkan kirim foto kopi paginya (padahal kamu gak pernah tanya). Hari ketiga, boom! kamu sudah mulai mikir, "Eh, ini orang suka sama gue gak sih?"
Selamat datang di era chat cepat, di mana satu balasan dalam 0,3 detik bisa bikin jantung kamu lompat kayak liat diskon 90% di keranjang belanja online. Semua terasa instan. Semua bikin kamu gampang ke-geer-an. Dan sayangnya, semua itu juga bikin banyak orang patah hati... bukan karena ditolak, tapi karena ekspektasi keburu melayang terlalu tinggi.
Nah, di sinilah slow living, gaya hidup santai, low tempo, dan penuh kesadaran, bisa jadi jurus sakti buat bikin kamu anti-baper saat PDKT. Dan tenang, ini bukan berarti kamu harus jadi manusia lemot yang balas chat seminggu sekali.
Kenapa Chat Cepat Bikin Kita Gampang Baper?
Zaman sekarang, kecepatan balas chat sudah seperti indikator chemistry dalam hubungan. Begitu pesan terkirim dan centang dua jadi biru dalam waktu tiga detik, hati langsung berdegup, "Wah, dia peduli banget sama aku!" Padahal, belum tentu.Â
Ada banyak alasan kenapa balasan cepat itu bikin kita gampang baper, dan sebagian besar alasannya... ya karena otak kita sendiri.
1. Otak Kita Suka Overinterpretasi
Otak manusia itu luar biasa kreatif. Sayangnya, kadang kreativitas itu dipakai untuk bikin drama internal yang gak diminta. Cuma gara-gara satu tanda seru di akhir kalimat, kita udah bikin tiga bab cerita di kepala.
"Wah, dia excited banget jawab aku!"
"Dia balesnya cepet, pasti nungguin chat aku dari tadi."
"Dia kirim meme lucu, berarti humornya nyambung. Ini tanda-tanda soulmate."