Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Seni Slow Living di Era Chat Cepat Biar Gak Kelelep Baper Saat PDKT

13 Agustus 2025   16:20 Diperbarui: 14 Agustus 2025   10:19 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slow living saat PDKT (Foto: Freepik/Benzoix)

Anggaplah kamu baru kenal seseorang di dunia nyata atau lewat aplikasi. Hari pertama chat cepat, topiknya masih aman, misalnya tanya kabar, ngobrol soal cuaca yang hujan melulu, atau makanan favorit. 

Hari kedua, mulai ada bumbunya. Ada emoji ketawa, stiker gemes, bahkan kirim foto kopi paginya (padahal kamu gak pernah tanya). Hari ketiga, boom! kamu sudah mulai mikir, "Eh, ini orang suka sama gue gak sih?"

Selamat datang di era chat cepat, di mana satu balasan dalam 0,3 detik bisa bikin jantung kamu lompat kayak liat diskon 90% di keranjang belanja online. Semua terasa instan. Semua bikin kamu gampang ke-geer-an. Dan sayangnya, semua itu juga bikin banyak orang patah hati... bukan karena ditolak, tapi karena ekspektasi keburu melayang terlalu tinggi.

Nah, di sinilah slow living, gaya hidup santai, low tempo, dan penuh kesadaran, bisa jadi jurus sakti buat bikin kamu anti-baper saat PDKT. Dan tenang, ini bukan berarti kamu harus jadi manusia lemot yang balas chat seminggu sekali.

Kenapa Chat Cepat Bikin Kita Gampang Baper?

Zaman sekarang, kecepatan balas chat sudah seperti indikator chemistry dalam hubungan. Begitu pesan terkirim dan centang dua jadi biru dalam waktu tiga detik, hati langsung berdegup, "Wah, dia peduli banget sama aku!" Padahal, belum tentu. 

Ada banyak alasan kenapa balasan cepat itu bikin kita gampang baper, dan sebagian besar alasannya... ya karena otak kita sendiri.

1. Otak Kita Suka Overinterpretasi

Otak manusia itu luar biasa kreatif. Sayangnya, kadang kreativitas itu dipakai untuk bikin drama internal yang gak diminta. Cuma gara-gara satu tanda seru di akhir kalimat, kita udah bikin tiga bab cerita di kepala.

"Wah, dia excited banget jawab aku!"

"Dia balesnya cepet, pasti nungguin chat aku dari tadi."

"Dia kirim meme lucu, berarti humornya nyambung. Ini tanda-tanda soulmate."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun