Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Seni Slow Living di Era Chat Cepat Biar Gak Kelelep Baper Saat PDKT

13 Agustus 2025   16:20 Diperbarui: 14 Agustus 2025   10:19 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slow living saat PDKT (Foto: Freepik/Benzoix)

Masalahnya, di era serba cepat ini, banyak orang pengen tahu "status" secepatnya. Padahal, orang itu butuh waktu buat kenal, percaya, dan nyaman. Kalau kamu buru-buru, kesannya malah maksa.

Tipsnya, buat target kecil, misalnya minggu ini cukup ngobrol soal hobi, minggu depan baru ngobrol soal mimpi hidup. Minggu depannya lagi, mungkin baru berani nanya soal mantan (dan itu pun hati-hati, ya). Ingat, hubungan yang dibangun pelan-pelan biasanya lebih awet dibanding yang ngebut lalu nabrak.

4. Jangan Jadi Sherlock Holmes 24/7

Slow living juga berarti gak perlu investigasi setiap detail kehidupannya di awal. Kamu nggak perlu tahu dia kemarin makan apa, sama siapa, jam berapa, dan duduk di kursi nomor berapa. Apalagi kalau sampai nyari akun semua temennya buat crosscheck story. Itu bukan slow living, itu fast stalking.

Kalau kebiasaan ini terus-terusan kamu lakukan, yang ada kamu capek hati sendiri. Karena kalau ada yang gak sesuai ekspektasi, kamu bisa langsung baper dan overthinking.

Batasi rasa penasaran kamu. Tanyakan hal-hal yang relevan untuk kenal lebih dekat, bukan untuk mengumpulkan barang bukti. Biar hubungan berkembang secara natural, bukan hasil penyelidikan. Kalau pun mau kepo, kepoin hal-hal lucu atau yang bisa jadi bahan obrolan ringan, bukan hal sensitif yang bikin suasana jadi awkward.

5. Kasih Ruang untuk Rindu

Slow living dalam PDKT itu juga soal memberi jarak. Kedengarannya aneh, tapi justru ruang ini bikin interaksi lebih berarti. Kalau tiap detik ngobrol, lama-lama topik habis, dan hubungan jadi hambar. Rasa penasaran itu penting, dan untuk mempertahankannya, kamu butuh jeda.

Ruang ini juga ngasih kesempatan buat masing-masing pihak punya kehidupan sendiri di luar PDKT. Jadi, kalian bisa balik ngobrol dengan energi dan cerita baru, bukan cuma, "Eh, tadi kan udah bahas ini..."

Tipsnya, buat jadwal ngobrol yang wajar. Gak perlu 24/7. Kalau sehari chat cuma 3-4 kali tapi kualitasnya bagus, itu lebih sehat daripada 200 chat seharian tapi cuma isinya, "Lagi apa?" "Gak" atau "Ooo."

Slow living dalam PDKT bukan berarti pasif atau cuek ya, say. Ini soal menjaga ritme, gak terburu-buru, dan fokus menikmati setiap momen. Dengan begitu, kamu gak gampang geer, gak gampang patah hati, dan nggak kehabisan energi di tengah jalan.

Hubungan itu kayak maraton santai, bukan balap 100 meter. Gak masalah kalau kamu sampai lebih lambat, yang penting kamu sampai dengan hati yang utuh, bukan ngos-ngosan dan kecewa.

Jadi, mulai hari ini, coba tarik napas, nikmatin prosesnya, dan biarkan semuanya berkembang dengan tempo yang pas. Siapa tahu, tanpa sadar, orang yang kamu PDKT-in juga lagi slow living... sama kamu.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun