Pernahkah kamu mengalami situasi di mana tiba-tiba keluarga mengetahui ada anggota yang diam-diam terlilit utang? Biasanya, kejadian ini terungkap secara mendadak, entah karena penagih datang ke rumah, ada surat dari bank, atau karena salah satu anggota keluarga tidak bisa lagi menutupi kekurangan.Â
Kondisi ini sering disebut sebagai "Silent Financial Crisis" alias krisis keuangan dalam keluarga yang tersembunyi dan baru terkuak saat masalahnya sudah di ujung tanduk.
Fenomena ini bukan hal baru di masyarakat kita. Dalam banyak kasus, utang keluarga disembunyikan bukan karena niat jahat, tetapi karena rasa malu, harga diri, atau kekhawatiran merusak hubungan keluarga. Nah, ironisnya, justru sikap menyembunyikan seperti ini yang sering memperparah keadaan.
Lalu, kenapa fenomena ini terjadi? Dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya? Mari kita bahas.
Mengapa Utang Sering Disembunyikan?
Dalam konteks keluarga, utang sering kali dianggap sebagai "aib finansial." Banyak orang takut dicap sebagai gagal mengelola keuangan, apalagi di lingkungan sosial yang masih kental dengan budaya menjaga nama baik keluarga.Â
Konsep ini berkaitan erat dengan teori social image atau self-presentation (Goffman, 1959), di mana seseorang berusaha tampil sebaik mungkin di mata orang lain, meskipun kenyataannya berbeda. Berikut beberapa alasan mengapa utang keluarga sering disembunyikan.
1. Takut Menurunkan Harga Diri
Seseorang yang mengaku punya utang sering diartikan gagal mengatur keuangan. Dalam keluarga, ini bisa menimbulkan rasa rendah diri, terutama bagi kepala keluarga atau anak yang dianggap penopang ekonomi.
Apalagi jika posisi orang yang berutang tersebut adalah kepala keluarga, anak sulung, atau figur yang selama ini dianggap penopang ekonomi keluarga. Perasaan malu dan takut dianggap tidak mampu menjadi beban mental tersendiri.
Akibatnya, banyak orang lebih memilih menutupi utangnya dengan harapan citra diri di mata keluarga tetap terjaga.
2. Takut Dicampuri Urusan Pribadi
Banyak orang menganggap urusan keuangan adalah ranah privat. Padahal, saat masalah itu meledak, dampaknya bisa menyeret seluruh anggota keluarga.