Selain itu, Slamet juga ingin membuka peluang kerja bagi masyarakat. Melalui skema kemitraan, ia memberikan fasilitas berupa gerai, tempat penyimpanan, dan timbangan kepada para mitra. Ia menyadari bahwa kemitraan memerlukan investasi awal yang tidak kecil, namun ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosialnya sebagai pelaku usaha. "Saya punya prinsip untuk menjadi lampu yang menerangi ruangan, artinya saya ingin bermanfaat bagi orang lain," ungkapnya.
Kepuasan terbesar bagi Slamet bukanlah pada aspek materi, melainkan ketika melihat para mitranya mampu memperoleh penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha Kipsong tidak hanya bersifat individual, melainkan kolektif, dengan dampak yang nyata bagi masyarakat sekitar.
Dalam jangka panjang, Slamet berencana memperluas jaringan kemitraan dan membuka lebih banyak outlet di wilayah lain. Namun, ia menyadari bahwa ekspansi usaha membutuhkan kesiapan dari segi modal, logistik, serta sumber daya manusia yang mumpuni. Meskipun demikian, ia tetap optimistis dan menyebut bahwa hingga saat ini belum menemui hambatan besar dalam menjalankan usahanya. Penurunan penjualan umumnya hanya terjadi karena faktor cuaca yang berdampak pada jumlah kunjungan konsumen.
Kisah Kipsong juga mencerminkan bagaimana pelaku UMKM lokal dapat mengembangkan usaha berbasis bahan baku sederhana dengan pendekatan inovatif. Dalam konteks ekonomi kreatif dan kewirausahaan sosial, keberhasilan Slamet menjadi contoh nyata bahwa sektor informal mampu menjadi kekuatan ekonomi alternatif yang berdaya saing tinggi.
Lebih jauh, Slamet memiliki rencana untuk memperkenalkan produknya ke pasar digital melalui platform e-commerce dan media sosial. Langkah ini diharapkan mampu menjangkau konsumen lebih luas, terutama generasi muda yang memiliki preferensi belanja secara daring. Ia juga mempertimbangkan pelatihan khusus untuk para mitra agar memiliki kemampuan promosi dan manajemen penjualan yang lebih baik.
Upaya Slamet dalam memberdayakan petani singkong, menciptakan lapangan kerja, serta membangun jaringan kemitraan yang sehat, dapat menjadi model pengembangan UMKM yang berkelanjutan. Keberadaan usaha seperti Kipsong membuktikan bahwa ketika kewirausahaan digerakkan dengan nilai, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pemilik usaha, tetapi juga oleh komunitas yang lebih luas.
Dengan komitmen terhadap mutu, keberpihakan pada petani, serta kepedulian pada masyarakat, Kipsong menjadi salah satu contoh sukses UMKM berbasis komunitas yang patut diapresiasi dan didukung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI